Mohon tunggu...
Triyono Abdul Gani
Triyono Abdul Gani Mohon Tunggu... -

Deadly combination dari Jawa dan Sunda

Selanjutnya

Tutup

Film

Nilai Nasionalisme yang Dapat Dipetik dari Film Black Panther

13 Agustus 2018   15:58 Diperbarui: 21 Agustus 2018   11:20 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Di atas kertas, Killmonger itu sangat ahli dalam bertempur karena dilatih oleh tentara Amerika. Namun, dengan ambisi penguasaan dan pembinasaan, dia tidak pantas memegang tampuk pimpinan dan menjadi seorang Black Panther. 

Ketiga adalah kata-kata dalam pidato T'Challa di depan sidang PBB. Kalimat yang diucapkan adalah "in times of crisis, the wise build bridges, while the foolish build barriers". 

Kalimat ini memiliki makna sangat dalam. Paling tidak ada beberapa contoh yang bisa kita lihat:

  1. Dalam kehidupan kenegaraan Indonesia, para pendahulu kita sangat menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Padahal perpolitikan saat ini, sangat mengedepankan fitnah dan perpecahan. Dengan adanya pengotakan ini maka negara kita akan menjadi rapuh dan tidak bisa berkembang optimal. 
  2. Dalam pembangunan di Indonesia saat ini, pemerintah banyak membangun dan memperlancar konektivitas. Hal ini baik sekali untuk memperkuat persatuan dan kesatuan, sekaligus memperkuat perekonomian. Banyak teori yang bisa menjelaskan hal ini. Dengan distribusi logistik yang lancar, inflasi akan semakin rendah, ekonomi bergerak tanpa beban sehingga bisa lebih lancar, pendapatan dan kesejahteraan masyarakat akan lebih meningkat, dan seterusnya.
  3. Dalam kehidupan organisasi juga seperti itu. Memperkuat ikatan ke dalam sangatlah penting. Pembuatan barriers, hanya akan mempersulit kerjasama dan pada akhirnya memperlemah organisasi. Oleh karena itu, banyak program dilakukan di kantor untuk mempererat ikatan ke dalam organisasi. Sekat dan penghalang haruslah diminimalkan, sehingga bersifat seamless. Pemimpin yang sukses adalah yang mampu membangun jembatan di organisasi, bukan membangun sekat.

Tulisan ini mungkin memberikan kesan "pemaksaan" atau istilah bahasa Jawanya "othak athik gathuk". Semoga tidak menurunkan arti dan nilai filosofis yang memang terkandung di dalamnya. Analisis dan pemikiran sederhana di tengah liburan panjang rasanya cukup untuk mengisi waktu secara produktif. 

Wakanda forever! NKRI harga mati! Mirip juga. 

(Try)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun