Mohon tunggu...
Triyanto 'Genthong' Hapsoro
Triyanto 'Genthong' Hapsoro Mohon Tunggu... wiraswasta -

Filmmaker, Storyteller, Dramatic Engineer. Tinggal di Yogyakarta. http://dabgenthong.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penerus atau Pewaris?

13 Agustus 2015   22:34 Diperbarui: 13 Agustus 2015   22:34 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Alih generasi adalah keniscayaan. Mulai dari hal terkecil dalam keluarga hingga sebuah negara, regenerasi adalah hal yang tak mungkin dihindari. Generasi tua akan mengalami akhir masanya digantikan oleh generasi muda berikutnya yang lebih fresh dalam pemikiran, dan sigap dalam tindakan.

Menurut saya, ada dua tipe proses regenerasi yang biasa terjadi :

  1. Penerus
  2. Pewaris

Dua hal ini sebetulnya mempunyai karakter masing-masing.

 

PENERUS

Ialah generasi yg sifatnya melanjutkan apa yg sudah dibuat oleh pendahulunya. Tapi biasanya penerus punya hak yang minim terhadap kepemilikan aset dari tempat dimana ia berproses tersebut.

 

PEWARIS

Selain melanjutkan, biasanya pewaris juga mempunyai hak kelola atas aset yang ada.

Permasalahan mulai terjadi ketika seorang yang mewakili sebuah generasi tak mampu atau menerapkan 2 hal tersebut pada tempatnya. Seorang yang mempunyai mental leader akan paham bahwa apa yang padanya adalah titipan dari generasi berikutnya, tak semuanya penuh menjadi hak miliknya. Pemimpin negara atau kerajaan, pewaris atau penerus? Apakah setiap generasi pemimpinnya berhak memiliki harta bergerak maupun tak bergerak yang ada di dalam negara/kerajaan tersebut?

Semua kembali kepada mental leadershipnya. Ketika pemimpin menyadari bahwa bawahan atau rakyatnya ikut berhak atas aset, utamanya aset moral dan aset hak hidup maupun berbudaya, maka ia akan menempatkan diri sebagai PENERUS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun