Kemacetan dan polusi udara sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah Regina Pacis. Pada jam masuk dan pulang sekolah, banyak kendaraan antar-jemput yang berhenti di depan gerbang. Jalan yang sempit membuat arus kendaraan menjadi padat dan menimbulkan asap dari motor serta mobil. Akibatnya, udara di sekitar sekolah menjadi panas dan kurang sehat bagi siswa.
Masalah ini dapat dijelaskan melalui pendekatan keruangan, karena terdapat hubungan dengan pengaturan ruang dan letak kegiatan manusia. Jika jalur keluar dan masuk kendaraan diatur dengan lebih tertib, serta waktu antar-jemput dibedakan, kemacetan bisa berkurang.
Selain itu, asap kendaraan menyebabkan polusi udara yang berdampak pada kesehatan dan kenyamanan. Melalui pendekatan kelingkungan, kita bisa memahami bahwa aktivitas manusia, seperti menggunakan kendaraan bermotor, memberi dampak langsung pada lingkungan. Misalnya, sekolah bisa mengadakan program "Hari Tanpa Kendaraan", mendorong siswa berjalan kaki atau bersepeda, serta menanam lebih banyak pohon untuk membantu menyerap polusi.
Kemacetan dan polusi juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar sekolah. Jalan di depan sekolah digunakan oleh masyarakat umum dan pekerja yang melintas setiap hari. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antarwilayah yang saling memengaruhi. Maka dari itu, masalah ini juga dapat dijelaskan dengan pendekatan kompleks wilayah, karena memerlukan kerja sama antara sekolah, masyarakat, dan pemerintah untuk menata lalu lintas agar lebih tertib.
Beberapa cara untuk mengurangi polusi sudah mulai diterapkan, seperti penggunaan kendaraan listrik dan kegiatan edukatif bertema lingkungan. Langkah-langkah sederhana ini bisa membuat udara di sekitar sekolah menjadi lebih bersih dan segar.
Dengan memahami masalah kemacetan dan polusi melalui tiga pendekatan geografi keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah, kita bisa melihat bahwa semua saling berkaitan. Jika semua pihak mau berperan aktif, lingkungan sekolah Regina Pacis dapat menjadi tempat yang lebih tertib, hijau, dan nyaman bagi semua.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI