Mohon tunggu...
Tri Sukmono PBS
Tri Sukmono PBS Mohon Tunggu... Dosen - Tenaga Pengajar pada STKIP Bina Mutiara Sukabumi, Auditor pada Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi

Hobi membaca, senang menjadi narasumber di Bidang Manajemen Risiko

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Konsep Berpasangan dan Kesetiaan

28 April 2024   19:02 Diperbarui: 29 April 2024   01:55 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ketika saya mengalami banyak tekanan dan hampir tidak tertahankan dan bahkan mempertaruhkan keutuhan sebuah keluarga, saya mendatangi psikolog bersama pasangan saya dan membahas permasalahan ini. Dalam pembahasan yang menghabiskan waktu hampir lebih dari dua sesi itu, psikolog menyatakan "hati laki-laki itu berbeda dengan perempuan, di mana hati perempuan itu sempit dan hanya mencintai untuk satu laki-laki sedang hati laki-laki itu lebih luas sehingga bisa mencintai lebih dari satu perempuan. 

Laki-laki yang mencintai lebih dari satu wanita tidak dapat dikatakan telah berkhianat karena tetap mencintai kedua perempuan itu dan tidak meninggalkan salah satunya". Dari apa yang disampaikan oleh psikolog tersebut dan perlu diketahui bahwa psikolognya juga perempuan, kita bisa mengetahui bahwa faktor ego-lah yang mendominasi perempuan yang memaksa pasangannya hanya mencintai satu perempuan dan tidak boleh ada perempuan lain. 

Bila kita tarik kepada kehendak Tuhan yang telah menciptakan perempuan lebih banyak dari laki-laki, maka rasa ego ini bertentangan dengan kehendak Tuhan, bahkan dalam kitab sucinya orang Islam disebutkan untuk mampu berbuat adil ketika menikahi lebih dari satu perempuan. 

Masalah berikutnya adalah rasa ego tadi memaksakan yang disebut konsep adil itu terkait dengan perasaan perempuan tadi yang tidak menerima bila laki-laki berpasangan dengan lebih dari satu perempuan. Baik tidak perlu dibahas terlalu panjang tentang ini karena tidak akan cukup waktu kita untuk selalu berdebat tentang keadilan bila belum dapat berpikir obyektif dan tanpa diikuti oleh suasana ego yang mendominan satu sisi tertentu.

Mengapa ada juga kaum laki-laki yang berpendapat bahwa berpasangan itu harus satu laki-laki untuk satu perempuan? Dan apakah kaum laki-laki ini juga benar-benar setia ataukah ada faktor lain dan bukannya naluri laki-laki yang membuat mereka berpendapat dan bertindak seperti itu. Dalam kenyataan dimasyarakat, ada beberapa penyebab laki-laki berpendapat seperti itu antara lain:

Dogma agama tertentu yang mengharuskan seorang itu harus setia dengan pasangannya hingga hanya maut saja yang memisahkan. Namun dalam prakteknya apakah benar kaum laki-laki betul setia hanya dengan satu perempuan, munculnya perselingkuhan dan perzinahan dengan membayar penjaja seks komersial membuktikan bahwa laki-laki akan sulit melawan naluri yang memang Tuhan ciptakan di dalam dirinya, namun anehnya sang perempuan ada juga yang merasa nyaman dengan kondisi seperti ini 'yang penting kan suami saya setiap hari kembali ke rumah saya'.

Selain dogma agama, hal lain yang membuat laki-laki berpendapat untuk setia dengan satu perempuan adalah adanya rasa takut dan kasihan kepada pasangan perempuannya. Takut menyakiti perasaannya dan ada lagi takut karena isterinya bisa berlaku lebih kejam kepadanya.

Apa pun alasannya baik itu karena dogma agama maupun rasa kasihan dan rasa takut, faktor-faktor itu sebenarnya sangat bertentangan dengan kehendak Tuhan dalam penciptaannya, karena dengan jelas bila Tuhan menetapkan bahwa yang namanya berpasangan itu harus satu laki-laki dengan satu perempuan, maka Tuhan akan menciptakan laki-laki dan perempuan dalam jumlah yang sama.

Sekarang kita masuk kepada pembahasan tentang Konsep Kesetiaan.

Apa itu maknanya setia? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, saya menemukan arti dari kata setia, yakni berpegang teguh pada janji, pendirian, patuh, taat. Jadi makna setia menurut bahasa adalah berpegang teguh kepada janji, teguh atas pendirian, patuh dan taat.

Dari sekian banyak arti tadi yang lebih dekat kepada kehendak penciptaan Tuhan adalah pengertian patuh dan taat. Tuhan telah menciptakan laki-laki dengan naluri dan kemampuan untuk melindungi lebih dari satu perempuan, maka ketika seorang laki-laki mengikuti nalurinya yang diberikan Tuhan, maka ia termasuk lelaki yang setia atau taat. Jadi konsep kesetiaan yang luhur adalah kesetiaan kepada fitrah yang Tuhan telah ciptakan. Akan banyak permasalahan timbul bila manusia berlawanan dengan fitrah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun