Mohon tunggu...
Tri Sukmawati
Tri Sukmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Work Hard, Being Humble.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ketika Pasangan Tak Suci Lagi

13 Oktober 2017   14:01 Diperbarui: 14 Oktober 2017   17:00 1933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: merdeka.com

Renda remuk hati. Badan lemas, energi terkuras, sehabis berhubungan badan perdana di malam pertama. Akan tetapi aktivitas tadi tak diakhiri dengan lenguh kepuasan, melainkan dengan helaan nafas kecewa. Saat melirik ke sprei romantis warna biru muda, ia tercekat, tak ada bercak darah tanda robeknya selaput dara. Berarti Astri istrinya tidak perawan lagi?

Pertanyaan ini bergaung dibenak, melahirkan beratus kecurigaan. Dengan siapa? Mengapa waktu awal pacaran, kucium saja ia tak mau? Berapa lelaki sudah masuk ke tubuhnya? Apakah aku mengenalnya?

Pemilik bisinis property di kawasan Jakarta selatan yang enggan identitasnya disebut jelas digegoroti rasa penasaran. Namun, sampai lima tahun usia pernikahan sekarang ini, setiap kali dikorek tentang itu, istrinya hanya menangis.

DOMINASI LAKI-LAKI

Malam pertama  harus bernoda darahagaknya dianut juga oleh masyarakat tradisi kita di masa lalu. Sehelai kain putih dijadikan alas tidur kedua mempelai. Jika dipagi hari tak ada bercak, secara adat sang suami berhak mengembalikan mempelai putri pada kedua orangtuanya. Pernikahan batal. Bahkan ada yang menuntut mahar dikembalika.

Si wanita akan dikucilkan dan menanggung malu selamanya. Sampai akhirnya ada lelaki yang bersedia mengawininya, tapi ia harus dibawa pergi dari komunitas itu. Ternyata pemuliaan keperawanan masih dianut sebagian lelaki hingga masa kini. Renda contohnya. Bahkan mungkin sebagian besar lelaki. "Saya merasa kecolongan. Ibarat membeli handphone, chasing-nya baru, tapi spare-part-nya barang second."kesal Renda.

MAKNA SELAPUT DARA

Perempuan atau ibu selalu melambangkan kesucian, ditempatkan secara sakral, dan dijaga kesucianya. Misalnya, istilah Ibu Pertiwi, atau Shinta Obongdalam kisah Ramayana. Jika tak mau simbol itu rusak, perempuan harus bisa menjaga diri. Ingat, perempuan adalah yang di "empu"-kan.

Mengapa Tuhan memberi perempuan selaput dara, dan tidak tidak selaput perjaka pada lelaki? Karena, perempuan diberi tuhan sebuah rahim. Di sinilah Tuhan meletakan makhluk ciptaan-Nya. Tuhan mau, anak yang didalam rahim itu jelas orangtuanya, bin maupun bintinya. Itulah maka dengan selaput dara ditutup-Nya jalan menuju rahim tempat sperma membuahi sel telur. Hanya suami sah yang berhak memasukan sperma untuk membuahi sel telur, sehingga anak itu jelas bin dan bintinya.

Secara psikologis, bila seseorang tak jelas siapa bapaknya akan repot seumur hidupnya. Kalau siapa ibunya? mudah dilacak, yakni siapa yang melahirkan dia. Tapi siapa bapaknya? tak ada saksi yang melihat. Itulah mengapa ada selaput dara.

PASANGAN SEOLAH BERPENGALAMAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun