Oh wahai,
lihatlah betapa angkuhnya gadis ini
merasa mampu melakukan semuanya sendiri
padahal anak kecil dalam tubuhnya meronta ingin dilindungi
merasa tak pernah kesepian walau berteman dengan sepi
nyatanya rutin terisak di malam hari
apakah selama ini tidak cukup waktu untuk mengenali jati diri?
apakah nalarmu mulai mati?
duhai anak manis
seharusnya kau kurangi menangis
terlelap di malam hari, bukan malah membayangkan kisah-kisah tragis
anak yang lemah, siapa yang sanggup mendampinginya?
mungkin belum lama bersama pun, manusia didekatnya sudah menyerahÂ
lagi-lagi salah pilih, ya?
tak apa, lain kali kita coba lagi ya
kumohon sangat jangan sampai trauma
harusnya belajar lebih dewasa lagi
jangan biarkan hausnya kasih sayangmu merusak situasi lagi dan lagi
jangan sampai rasa nyamanmu itu mempengaruhi situasi
karna tidak akan ada orang yang bisa mengerti dan memahami
aku harap rasa ini tidak pernah datang lagi
rasa tidak berarti dan tak layak tuk dimiliki,
hanya karna terkadang orang memaki
namun kadang nona ini tidak sadar diri,
bahwa itu juga akibat perbuatannya sendiri
huh, merepotkan saja
padahal hanya satu dari sekian peristiwa
kenapa seolah olah kau yang paling tersakiti di alam semesta?
padahal lagi-lagi itu sebab ulahmu juga
hati dan pikiranmu hanya merekam jelas respon akhirnya saja
bodohnya sampai tertanam dan terulang di pikiran entah sampai kapan lamanya
hei, puluhan respon baiknya kau hilangkan kemana?
repot sekali memberi pelajaran untuk hati ini
sensitif sekali dengan perlakuan orang yang ia sayangi
lagi lagi terjadi, berfikir orang akan selalu mengasihi
malang sekali anak ini, ternyata otaknya  sedangkal ini
ia sering lupa, bahwasanya setiap orang punya rasa lelah
dasar, dalam mempertahankan manusia ia memang selalu payah!
hei, hidupmu itu mau kau bawa kemana?
kenapa mudah sekali menyerah?
Jangan biarkan dirimu terpaku dan membisu
ingin orang memahami perasaanmu namun hanya diam macam batu
kau pikir ada ilmu yang bisa membaca hal seperti itu?
tolong jangan hilang arah
engkau sudah cukup lelah
juga menimbulkan banyak masalah
jadi jangan lagi membuat ulah
mengapa sibuk sekali mencari tempat mengadu?
padahal Tuhan siap menampung semua keluh kesahmu
mengapa bersikeras mencari tempat bersandar?
padahal Tuhan selalu siap mendengarkanmu dengan sabar
sudah ya, sampai sini saja bodohnya
selanjutnya mari ukir yang bahagia-bahagia saja
hidupmu perlu berlanjut juga.