Mohon tunggu...
Tripviana Hagnese
Tripviana Hagnese Mohon Tunggu... Bisnis, Penulis, Baker

Saya seorang istri, ibu rumah tangga, yang juga mengelola bisnis, ada bakery, laundry, dan parfum.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Senja di Ujung Pelangi (Ep. 5/10)

13 Juni 2025   02:30 Diperbarui: 12 Juni 2025   16:46 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Milik Tripviana Hagnese: Senja di Ujung Pelangi

Gambar Milik Tripviana Hagnese: Senja di Ujung Pelangi (Ep 5/10)
Gambar Milik Tripviana Hagnese: Senja di Ujung Pelangi (Ep 5/10)

Episode 5: Puncak Dilema: Jalan Berbeda, Hati yang Sama?

Senja di Ujung Pelangi Tayang setiap hari 3 Episode

Total 10 Episode

#tripvianahagnese

Minggu-minggu berlalu dengan cepat, nyaris tanpa jeda. Rutinitas Senja kini berputar di antara layar laptop dan meeting di kantor Rama yang megah di pusat kota Jakarta. Ia sering pulang larut, terkadang bahkan menginap di apartemen kecil yang dibantu Rama cari. Apartemen itu memang nyaman dan terjangkau, namun terasa hambar, jauh dari kehangatan rumah dan kafe "Titik Kumpul" yang dulu selalu menunggunya.

Telepon dengan Awan semakin singkat, percakapan mereka seringkali terputus di tengah jalan karena Senja tiba-tiba harus masuk rapat atau Rama memanggilnya untuk urusan mendesak. Senja merasa lelah, baik fisik maupun batin. Beban pekerjaan berat, ditambah dengan tekanan tak kasat mata dari Rama yang semakin intens. Ia mulai merasakan remasan di dada setiap kali harus membatalkan rencana dengan Awan.

Suatu siang, Rama mengajak Senja makan siang di sebuah restoran di rooftop gedung tinggi, tempat pemandangan kota terlihat jelas. Ini bukan lagi makan siang biasa antara atasan dan bawahan. Atmosfernya terasa berbeda, lebih personal, lebih tegang.

"Senja, gimana? Kamu betah kerja di sini?" tanya Rama, tersenyum ramah, namun tatapannya terlalu lekat, membuat Senja sedikit tidak nyaman. Ia menyeruput minumannya, menunggu jawaban.

"Betah, Pak Rama. Pekerjaannya menantang. Saya banyak belajar," jawab Senja sopan, mencoba menjaga jarak profesional. Ia tahu Rama tak akan membahas pekerjaan di tempat seperti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun