Hari itu 12 Januari aku berkunjung ke negeri gajah putih, bukan untuk menyaksikan demo besar yang akan terjadi, melainkan aku memang sudah berada di kota ini dari tanggal 31 Desember. Aku sudah memesan tiket pesawat dari jauh hari untuk mengunjungi negeri ini, namun di luar dugaan kota ini mengamuk meminta perhatian dunia bahwa suara rakyat negeri ini ingin di dengar, Mereka datang dari seluruh penjuru daerah. Berkumpul,bersatu, dan bersuara  di pusat kota Bangkok. Pusat segala aktivitas pemerintahan dan bisnis negeri gajah putih. Mereka tidak anarkis. Sejauh mata memandang apa yang aku saksikan di malam itu hanya suatu festival. Nama festival itu ratan nakoasin, aku menonton pertunjukan yang menceritakan raja dan ratu Thailand. Aku menggambar bersama anak-anak kecil, menyantap makanan tradisional secara gratis, menyaksikan fire dancing,dan tak lupa aku berjalan mengelilingi stand yang ada di dalam festival itu hingga aku kembali ke hostel. Penuh suka cita di dalam festival ini.
Namun ternyata, pada waktu yang bersamaan di daerah grand palace terjadi penembakan. Entah bagaimana awal ceritanya, aku hanya mendapat info sekilas itu dari seorang teman Thailand. Ia memberitahuku bahwa ada korban tewas dalam kejadian tersebut. Mendengar hal tersebut, aku hanya heran aku tidak merasakan ancaman atau hal yang mengkhawatirkan, malah aku bahagia bersama dengan turis mancanegara ataupun rakyat Thailand itu sendiri.