Mohon tunggu...
Trio Kurniawan
Trio Kurniawan Mohon Tunggu... -

Semua yang ada di sini adalah pandangan saya tentang hidup. Saya hanya ingin agar hidup ini benar-benar hidup!!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Beda-beda Dikit Bolehlah!

21 September 2012   05:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:05 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mencoba mengawali cerita saya tentang perbedaan membuat saya mau tak mau melangkah kembali ke beberapa tahun belakangan. Bukan untuk bernostalgia. Ini hanya sekadar “mengintip” beberapa macam perasaan yang muncul ketika saya harus keluar dari cangkang keluarga saya di rumah.

Waktu itu pertengahan tahun 2007. Saya, yang masih ingusan, mau tak mau harus meninggalkan singgasana keluarga saya. Perasaan pertama yang muncul adalah perasaan takut. Saya dulu cukup takut untuk hidup di lingkungan baru. Namun saya harus tetap pergi karena sudah “terlanjur” diterima di seminari menengah. Lalu, realitasnya bagaimana? Rasa takut memang tetap ada karena saya adalah anak pedalaman sungai, dan Sintang adalah kota pertama yang saya injak setelah berpisah dari orang tua. Apalagi orang-orang baru berseliweran di sekitar saya, di seminari. Perbenturan saat bulan pertama sungguh-sungguh menjadi santapan harian. Apalagi orang seperti saya, yang termasuk pribadi yang sulit. Saya dan teman-teman berjuang mati-matian agar bisa tetap solid. Mudahkah? Tidak juga. Yang pastinya kami jatuh bangun bersama. Saya sempat kebingungan pada mulanya karena harus hidup dalam lingkungan yang “aneh”, yang agak berbeda dari gambaran saya tentang kehidupan seminari. Kadang-kadang malah seperti menjalankan hukum rimba: yang kuat yang menang!

Namun, apa yang sering kita sebut (dan saya tentunya) sebagai salib ini justru menghasilkan buah yang sangat manis. Perbenturan di saat awal masuk dulu membuat kami dewasa. Membuat angkatan kami menjadi utuh. Ternyata, apa yang “aneh” menurut saya dulu justru menjadi sesuatu yang luar biasa. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Saya tidak bisa memastikannya. Saya hanya mengatakan bahwa baik saya maupun teman-teman tak pernah berhenti berjuang untuk mencapai apa yang baik bagi kami. Walaupun sering ribut satu sama lain, kami belajar untuk tidak menjauh dari pegangan dasar angkatan. Kami adalah saudara dalam satu angkatan. Angkatan adalah saudara pertama kami yang telah kami jumpai di luar keluarga sedarah. Dengan kata lain, kesetiaan pada komitmen bersama adalah kunci dari semangat untuk mendalami perbedaan dalam kebersamaan. Tanpa ada kesetiaan ini, setiap kita akan berjalan sendiri-sendiri. Sekali lagi, apa ini mudah? Saya tidak tahu. Saya hanya mengajak kita semua untuk menikmati setiap proses ini. Lama kelamaan kita akan tahu sendiri apa arti dari semua proses ini. Jalani, nimati, dan pelajari setiap kebaikan dalam perbedaan!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun