Mohon tunggu...
TRI NOVIA NELITA YANTI HAREFA
TRI NOVIA NELITA YANTI HAREFA Mohon Tunggu... Universitas Kristen Indonesia Mahasiswi Program Studi Ilmu Politik

kepribadiaan saya sangat suka hal-hal baru, suka melakukan hal yang menarik dan menantang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dampak kebijakan pajak tinggi di Amerika terhadap ekonomi dan bisnis serta politik Indonesia

25 April 2025   19:17 Diperbarui: 25 April 2025   19:17 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kebijakan pajak tinggi di Amerika Serikat dapat menimbulkan serangkaian dampak kompleks terhadap ekonomi dan bisnis di Indonesia, serta berpotensi mempengaruhi lanskap politik di Indonesia
Dampak Ekonomi dan Bisnis

Potensi Penurunan Ekspor: Jika kebijakan pajak tinggi di AS diterapkan melalui tarif impor yang tinggi, produk-produk ekspor Indonesia dapat menjadi lebih mahal dan kurang kompetitif di pasar Amerika. Hal ini berpotensi menyebabkan penurunan volume ekspor, terutama untuk sektor-sektor unggulan seperti tekstil, alas kaki, elektronik, furnitur, dan produk pertanian.
Ancaman Investasi: Kenaikan pajak di AS dapat mengurangi daya tarik negara tersebut sebagai tujuan investasi. Sebaliknya, Indonesia berpotensi menjadi alternatif investasi. Namun, jika kebijakan AS memicu proteksionisme global, investasi asing secara umum bisa terhambat.
Peluang Diversifikasi Pasar: Kebijakan pajak tinggi AS dapat menjadi momentum bagi Indonesia untuk lebih agresif melakukan diversifikasi pasar ekspor ke negara-negara lain, seperti India, Uni Eropa, dan negara-negara Timur Tengah, termasuk untuk produk halal. Perjanjian dagang bilateral dan multilateral yang sudah ada perlu dioptimalkan, dan inisiasi perjanjian dengan negara non-tradisional menjadi penting.
Kemungkinan Banjir Barang Impor: Jika tarif AS menyebabkan negara lain mengalihkan ekspornya, Indonesia berpotensi kebanjiran barang impor dari negara-negara tersebut, termasuk dari Tiongkok. Ini dapat mengancam daya saing produk lokal di pasar domestik.
Tekanan pada Rupiah dan Inflasi: Penurunan ekspor akibat kebijakan pajak tinggi AS dapat menekan nilai tukar Rupiah dan berpotensi meningkatkan inflasi. Melemahnya neraca fiskal juga dapat terjadi akibat penurunan penerimaan pajak dari aktivitas ekspor.
Peluang Relokasi Industri: Di sisi lain, kebijakan pajak tinggi di AS dapat mendorong relokasi investasi dari negara-negara yang terdampak tarif besar, seperti Tiongkok, ke negara-negara lain termasuk Indonesia, asalkan Indonesia mampu menawarkan iklim investasi yang menarik.


Dampak Politik:
Tekanan Diplomatik: Pemerintah Indonesia perlu mengambil langkah diplomatik yang aktif untuk menyampaikan keprihatinan dan mencari solusi terbaik melalui negosiasi dengan Amerika Serikat. Pengiriman delegasi khusus untuk perundingan tarif dapat menjadi opsi.
Perubahan Orientasi Kebijakan Ekonomi: Kebijakan pajak tinggi AS dapat mendorong pemerintah Indonesia untuk meninjau kembali strategi pembangunan ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada pasar AS. Penguatan permintaan domestik dan pengembangan hilirisasi industri menjadi semakin krusial.
Dampak pada Hubungan Bilateral: Kebijakan pajak yang dianggap merugikan kepentingan ekonomi Indonesia berpotensi menguji hubungan bilateral antara kedua negara, meskipun saat ini kemitraan strategis komprehensif telah disepakati.
Isu Ketenagakerjaan: Penurunan ekspor dapat berdampak pada sektor padat karya seperti tekstil dan alas kaki, berpotensi menyebabkan perlambatan produksi dan hilangnya lapangan pekerjaan. Pemerintah perlu mengantisipasi dampak sosial dan menyiapkan langkah-langkah mitigasi.
Momentum Kebangkitan Nasional: Di tengah tantangan global ini, Indonesia memiliki momentum untuk memperkuat kemandirian ekonomi dan politiknya. Diversifikasi mitra dagang dan investasi, serta penguatan daya saing nasional, akan menjadi kunci untuk menghadapi gejolak eksternal.


Kebijakan pajak tinggi di Amerika Serikat merupakan tantangan global yang signifikan bagi Indonesia. Dampaknya dapat merambah dari penurunan kinerja ekspor dan potensi instabilitas ekonomi hingga tekanan politik dalam hubungan bilateral. Namun, tantangan ini juga membuka peluang bagi Indonesia untuk melakukan reformasi struktural, diversifikasi ekonomi, dan memperkuat posisi tawar di kancah internasional. Respons pemerintah yang cepat, tepat, dan strategis, dengan fokus pada diplomasi aktif, penguatan daya saing, dan diversifikasi pasar, akan menentukan kemampuan Indonesia untuk mengatasi dampak negatif dan memanfaatkan peluang yang mungkin timbul.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun