Mohon tunggu...
Tri Muharrwidi
Tri Muharrwidi Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hidup adalah perjalanan yang harus senantiasa dilalui dan dipelajari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Van Den Bosch dan Tanam Paksa

19 Juli 2023   07:53 Diperbarui: 19 Juli 2023   07:55 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Van den Bosh adalah salah satu perwira dan politikus belanda yang bertugas atau memerintah di hindia-belanda pada tahun 1830-1834, pada semasa ia menjabat sebagai Gubernur Jendra, ia memberlakukan beberapa kebijakan diantaranya Tanam Paksa (Cultuurstelsel). Tanam Paksa ini merupakan sebuah kebijakan di mana mewajibkan setiap desa menyisihkan setiap tanahnya, untuk ditanami komuditas ekspor seperti teh, kopi dan kakao.

Sistem tanam paksa sendiri adalah penyatuan antara sistem penyerahan wajib dengan sistem pajak tanah. Ciri Pokon sistem ini terletak pada kewajiban rakyat untuk membayar pajak dalam bentuk tanaman pertahian seperti disebutkan di atas, bukan dalam bentuk uang seperti yang berlaku dalam sistem pajak.

Kompas.com
Kompas.com

Bagaimana mekanisme atau penerapan tanam paksa tersenut? Lahan milik petani yang ditanami komuditas ekspor seperti teh, kopi dann kakao tidak akan dikenakan pajak namun sebaliknya lahan petani yang ditanami komuditas selain ekspor dikenakan pajak lahan oleh pemerintah Hindia-Belanda. Dalam pelaksanaannya Van Den Bosch mengehndaki peningkatan campur tangan orang eropa dalam proses produksi.

Lalu sebenarnya apa tujuan dari tanam paksa tersebut? Tujuan tanam paksa mengikuti pola kekuasaan tradisional masyarakat jawa, di mana kaum tani digerakan untuk bekerja menghasilkan tanaman ekspor, dan dengan kata lain bertujuan agar masyarakat jawa tetap statis sebagai masyarakat agraris (Robert van Niel dalam Anne Booth, dkk., 1988:116). Dan sasaran pokok dari sistem tanam paksa ini sendiri yakni memproleh produksi setinggi-tingginya.

Namun, dengan berjalannya waktu hal ini justru menimbulkan banyak terjadi penyimpangan di lapangan yang menimbulkan tekanan berat terhadap masyarakat, penyimpangan ini didasari oleh “kejar setoran” yang dilakukan oleh para birokrat local itu sendiri.

Setelah itu bagaimana dampak dari sistem tanam paksa tersebut? Dampak yang secara umum dirasakan dalam pelaksanaan sistem tanam paksa tersebut ialah terlah terpengaruhnya unsur-unsur pokok kehidupan agraris pedesaan jawa, yaitu tanah dan tenaga kerja, selain itu sistem tanam paksa juga mencampuri urusan kepemilikan tanah penduduk pedesaan, karena petani harus menyerahkan tanahnya untuk penenaman tanaman ekspor.

Menurut Robert van Niel dalam Anne Both (1988:118) beliau menjelaskan sistem tanam paksa sendiri telah menghancurkan desa-desa di Jawa, karena telah memaksa mengubah hak kepemilikan tanah desa menjadi milik bersama dengan demikian merusak hak-hak program yang telah lebih dahulu atas tanah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun