Mohon tunggu...
Tri Mulyani Dewi
Tri Mulyani Dewi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Biasa

Mengukir Aksara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berperilaku Cerdas di Tengah Ketidakpastian

11 Mei 2020   17:21 Diperbarui: 11 Mei 2020   17:24 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebijakan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak-anak memiliki peranan yang sangat penting, contohnya dengan menanamkan atau meninggalkan perilaku hedonis sejak usia muda kepada anak-anaknya. Disini dapat diambil contoh dengan adanya wabah maka pengeluaran uang semakin menipis. 

Posisi seorang istri juga sangatlah berpengaruh terutama pada penggunaan harta atau perbelanjaan. Inilah pelajaran besar tentang etika, sosial, serta ekonomi yang mana peran kecerdasan sangatlah diperlukan.

3. Tidak Berhutang

Hindari poin ke dua ini, menurut perspektif syariat, sistem perekonomian yang bertumpu di atas sistem hutang piutang amatlah buruk. Membeli peralatan rumah tangga yang kurang penting dengan cara berhutang memang menjadikan kehidupan keluarga secara lahiriyah begitu indah. namun, itu menjadi tiada artinya karena pada saat yang sama kebahagiaan dan keharmonisan keluarga mulai tercerabut. 

Kalau tanpa perhitungan dan bersikap boros, mereka pasti akan terkondisikan untuk berhutang. Jika sudah demikian, disuatu hari kelak, mereka pasti akan terjebak kondisi perekonomian yang tidak diinginkan dan semakin melilit dengan hutang piutang. Kemudian apabila mindset keduanya sejalan seyogianya menjauhkan diri dari kebiasaan berhutang, maka ancaman yang tidak diinginkan tidaklah ada.

4. Ruang usaha baru tanpa melanggar himbauan pemerintah

Bukan hanya pintar serta cerdas dalam mengatur keuangan saja, tetapi berusaha bagaimana agar kita dapat menghasilkan pemasukan dalam masa epidemic tanpa harus melanggar himbauan pemerintah. 

Saat menjalani WFH (Work From Home) berusahalah agar kita melihat peluang untuk mengisi lagi kantong yang kian surut. Bisa dimulai dengan hal yang terkecil membuka ruang usaha dengan online, usaha mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun