Mohon tunggu...
trimanto ngaderi
trimanto ngaderi Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Pendamping Sosial diKementerian Sosial RI;

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Belajar dari Ketidakmelekatan dalam Budhisme

9 Mei 2022   13:08 Diperbarui: 9 Mei 2022   14:40 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: https://kuyou.id

Ketidakmelekatan dalam Budhisme

Walau saya seorang Muslim, saya menyempatkan diri untuk mempelajari agama lain, termasuk juga ajaran Budha. Saya membaca literatur tentang agama itu, buku-buku yang ditulis oleh seorang Biksu, belajar soal meditasi, dll. Tujuannya adalah untuk memperkaya wawasan, bisa saling memahami, menciptakan toleransi, dan hubungan yang baik antarpemeluk agama.

Salah satu yang sangat menarik bagi saya dalam ajaran Budha adalah konsep KETIDAKMELEKATAN. Dalam arti, jiwa kita tak boleh melekat kepada apapun dan kepada siapapun, selain hanya melekat kepadaNya. Hati kita tidak boleh terikat kepada harta-benda, keluarga, dan kepada hal-hal yang bisa memenjarakan jiwa.

Oleh karena itu, Sidharta Gautama hidup dalam kesederhanaan. Ia rela meninggalkan keraton dan segala kemewahannya, lalu melakukan pengembaraan panjang untuk menemukan "Diri yang Sejati", untuk mencapai pencerahan (nirvana). Demikian pula dengan para biksu/biksuni dan para orang suci mereka. Bahkan, saking sederhananya, seorang biksu/biksuni tidak boleh memiliki uang.

Menurut mereka, ketika jiwa kita telah melekat kepada sesuatu, di situlah sumber masalah, di sanalah awal sebuah penderitaan.

Sebagai bahan perenungan terkait ketidakmelekatan ini, silakan membaca puisi WS Rendra "Tuhan, Aku Cinta PadaMu" yang ditulis sesaat sebelum akhir hayatnya.

Penutup

Marilah kita menyadari bahwa segala sesuatu yang kita miliki hanyalah TITIPAN.

Marilah kita meyakini bahwa harta-benda yang kita miliki hanyalah SARANA kehidupan.

Mari pula berusaha untuk tidak MELEKAT kepada apapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun