Mohon tunggu...
TRI KURNIA DEWI
TRI KURNIA DEWI Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pamulang Tangerang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pancasila dalam Propaganda pada Masa Kini

30 November 2021   22:01 Diperbarui: 1 Januari 2022   22:02 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Propaganda merupakan suatu teknik komunikasi secara persuasif dimana memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan dengan komunikasi secara informatif (Effendy, 2000). Propaganda tidak didesain sebagai teknik penyampai informasi secara objektif, namun sebagai teknik penyampai pesan yang memiliki unsur manipulasi terhadap perasaan maupun akal dari orang yang mendengar atau melihatnya. Terkadang propaganda menyampaikan berita yang sesuai, namun umumnya masih disisipkan faktafakta yang dapat menimbulkan reaksi emosional daripada reaksional  Propaganda memiliki jangakauan yang luas dan banyak menurut tujuan yang akan dicapai dari propaganda tersebut. Propaganda disebarkan melalui para propagandis yang dimaksudkan untuk keterjangkauan target secara tepat. Propagandis merupakan orang atau sekelompok orang yang memiliki banyak tujuan dan banyak menjangkau khalayak yang lebih banyak (Nimmo, 2011)

Pancasila didalamnya mengajarkan mengenai Persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam persatuan dan kesatuan bangsa banyak yang masih melakukan propaganda dalam kubu satu sama lainnya di dalam suatu permasalahan yang sedang terjadi di negeri ini contohnya dalam kasus covid-19 banyak warga yang tidak percaya dan saling mempengaruhi untuk  acuh tak acuh dalam menghadapi pandemik yang sedang terjadi di Dunia, bahkan di Indonesia. Pelaksanaan vaksinasi, banyak kubu yang tidak setuju dan mempengaruhi warga awam untuk tidak menerima vaksinasi. 

Mengenai hal tersebut, banyak kubu yang memberikan pernyataan bahwa tidak adanya covid-19 dan perbuatan tersebut dapat mempengaruhi warga atau masyarakat Indonesia dalam menghadapi kesiapsiagaan pandemik ini. Banyak warga negara Indonesia yang terhasut akan mengenai hal tersebut. Sehingga protokol kesehatan yang sudah dianjurkan dalam negeri ini banyak yang mengabaikan di tempat-tempat umum. Hal tersebut dapat merugikan masyarakat-masyarakat yang berada di sekitarnya, bahkan masyarakat yang sudah patuh akan kalah apabila mayoritas yang tidak melakukan protokol kesehatan di tempat umum dapat membahayakan sesama.

Dalam kasus vaksinasi covid-19, banyak yang bertentangan akan halal dan haramnya sebuah vaksinasi tersebut. Padahal sudah jelas-jelas vaksin yang diberikan pada masyarakat Indonesia merupakan vaksin yang sudah teruji klinis dan mendapatkan label halal dari Majelis Ulama Indonesia. Jadi, kita sebagai generasi muda yang paham akan hal tersebut dapat ikut serta untuk menerapkan protokol kesehatan yang seharusnya diterapkan dalam tempat-tempat umum . Kita yang paham akan mengenai isu vaksinasi dapat menggerakkan untuk mengedukasi masyarakat agar bisa bersatu dalam menuntaskan vaksinasi covid-19 untuk melawan pandemik yang sedang terjadi. Memberikan contoh, memberikan edukasi dan menggalakkan penyuluhan di berbagai media yang dapat kita lakukan pada saat ini merupakan aksi untuk mempersatukan tujuan dan harapan pada Pandmik yang segera usai. Jakarta:-Wakil Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) Ahmad Basarah menegaskan, elemen masyarakat yang gemar menyebar propaganda untuk mengganti Ideologi Pancasila dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) perlu diwaspadai. Sebab, menurutnya, tujuannya hanya ingin memecah belah bangsa Indonesia.

Dalam keterangan tertulis di Jakarta minggu, (23/8/2020), Basarah mengingatkan, Pancasila adalah dasar dan Ideologi negara yang sesuai dengan kepribadian bangsa dengan beragam suku, agama, etnis dan bahasa agar tetap bersatu. "Dasar dan Ideologi maha karya pendiri bangsa yang diwariskan kepada kita sejak Indonesia merdeka hingga saat ini adalah Pancasila. Ini adalah Ideologi Negara yang harus kami rawat, kami jaga, dan kami amalkan," ucap Basarah.

Hancurnya Negara-negara lain yang gagal mengelola perbedaan, menurut dia, akhirnya berkutat dalam penyelesaian konflik saudara atau bahkan akhirnya bubar dan tinggal nama dalam peta Dunia. Agar tidak mengalami kehancuran akibat perang saudara seperti terjadi di Negara-negara lain, kata dia, bangsa Indonesia harus kokoh berpedoman dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila."Hanya Pancasilalah dasar dan Ideologi yang cocok dan mempersatukan bangsa Indonesia," ujarnya.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP) itu menyebut, negara yang berpegang teguh pada falsafah bangsa mereka sendiri akan menjadi bangsa yang besar.Selain itu, Ahmad Basarah mengingatkan bangsa yang mengabaikan sejarah bangsa sendiri dan tidak mampu menyiapkan masa depannya dengan baik akan berujung pada kehancuran."Negara yang gagal mengelola dengan baik perbedaan masyarakatnya akan tercabik-cabik dalam perang saudara dan banyak yang akhirnya tinggal nama dalam peta dunia," ujar Ahmad Basarah. (*)

Propaganda disebarkan melalui para propagandis yang dimaksudkan untuk keterjangkauan target secara tepat. Dalam persatuan dan kesatuan bangsa banyak yang masih melakukan propaganda dalam kubu satu sama lainnya di dalam suatu permasalahan yang sedang terjadi di negeri ini contohnya dalam kasus covid-19 banyak warga yang tidak percaya dan saling mempengaruhi untuk acuh tak acuh dalam menghadapi pandemik yang sedang terjadi di Dunia, bahkan di Indonesia. Pelaksanaan vaksinasi, banyak kubu yang tidak setuju dan mempengaruhi warga awam untuk tidak menerima vaksinasi. Mengenai hal tersebut, banyak kubu yang memberikan pernyataan bahwa tidak adanya covid-19 dan perbuatan tersebut dapat mempengaruhi warga atau masyarakat Indonesia dalam menghadapi kesiapsiagaan pandemik ini. Banyak warga negara Indonesia yang terhasut akan mengenai hal tersebut. Dalam kasus vaksinasi covid-19, banyak yang bertentangan akan halal dan haramnya sebuah vaksinasi tersebut. Jakarta:-Wakil Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) Ahmad Basarah menegaskan, elemen masyarakat yang gemar menyebar propaganda untuk mengganti Ideologi Pancasila dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) perlu diwaspadai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun