Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Essi nomor 96 - Makin Terkuak Makin Ganas Saja

11 Oktober 2025   07:00 Diperbarui: 11 Oktober 2025   07:00 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://fineartamerica.com/featured/a-graceful-ballerina-my-head-cinema.html

Essi 96 - Makin Terkuak -- Makin Ganas Saja
Tri Budhi Sastrio - Kasidi

Setelah hampir sembilan hari tidak mengikuti berita dari      tanah air karena Polandia,
Malam ini setelah semuanya kembali ke irama kehidupan
normal seperti hari biasa
Saya membuka Kompas edisi cetak tanggal 1 Maret 2012
dan di halaman pertama
Ditulis besar-besar berkaitan dengan korupsi di DPR
yang menurut ini berita utama
Korupsi di DPR Makin Ganas ... ha ... ha ... ha ... saya
tertawa tetapi bukan karena
Senang apalagi gembira ... sama sekali tidak ... saya
tertawa karena yah ingin saja.
Kemudian dalam kamar berpenghangat meluncur lirih
entah ditujukan kepada siapa
Komentar yang kelebatannya telah agak lama dituangkan
dalam catatan sederhana
Bagaimana praktek tak tahu malu merompak uang negara
tidak lagi menjadi rahasia.
Semua sudah tahu tetapi anehnya masih terlalu banyak
yang tetap aman-aman saja.
Penyebabnya? Yah bagaimana bisa menghabisi semua
perompak uang negara jika
Petugasnya hanya satu saja - .ini negara besar bung
yang hampir semua pejabatnya
Perompak uang negara - jadi bagaimana bisa jika
hanya KPK yang harus bekerja.
Waktunya akan lama, hasilnya tak akan pernah purna,
mayoritas maling tetap saja
Lolos tak tersentuh selamanya dan itu artinya uang
negara tetap aman-aman saja
Berada dalam rekening gendut para maling yang
dengan sedikit taktik dan rekayasa
Pasti tak bisa diendus bahkan oleh para dewa apalagi
hanya petugas ingusan KPK.
Singkat kata berita utama Kompas sebenarnya sudah
terlambat sekian dasawarsa
Tetapi sebagai penggugah dan penyedap rasa yah ...
berita itu jelas ada gunanya.
Paling tidak sebagai pengingat dan penggugah bagi
yang waras raga waras jiwa.
Kalau terlalu susah ikut serta berupaya memberangus
dan memberantas mereka
Hendaknya berupaya memberangus dan memberantas
niat jahat dalam hati kita.

Kalau maling besar ganas itu sih biasa tetapi jika
maling besar nyatanya tidak bisa
Diapa-apakan nah ini baru luar biasa dan di negara
yang uang rakyatnya begitu saja
Menguap tidak jelas rimbanya, ternyata tidak ada
yang biasa ... semuanya luar biasa.
Ya benar ... semuanya luar biasa karena realitanya
maling-maling besar tidak bisa
Ulangi ... tidak bisa ...  ditangkap, disidik, diadili dan
kemudian dimasukkan penjara,
Bahkan hanya sekedar ditanya saja tampaknya juga
tidak bisa, kalau tidak percaya
Simak saja pernyataan sang ketua partai berkuasa
yang dengan tenangnya berkata
Di depan media ... lho bagaimana, saya ini saksi saja
tidak, jadi apa hubungannya
Dengan saya ... ha ... ha ... ha ... ayo semuanya saya
ajak tertawa melihat ini gaya.
Yang kata sahabat karib saya inilah gaya paling
menyebalkan di seantero dunia.
Ayo tertawa ... ha ... ha ... ha ... ayo tertawa lagi ...
ha ... ha ... ha ... sayangnya ...
Yah ... sayangnya belum ada cara mengubah ini tawa
menjadi mantra yang jika
Dibaca berulang-ulang mungkin tidak hanya mengubah
negara tetapi juga dunia.
Lalu bagaimana dengan para ketua partai politik lainnya
yang yah kebetulan saja
Belum terkuat tingkah buruknya merugikan negara,
apakah mereka akan diam saja?
Anda mau diajak kembali untuk tertawa dan kali ini
tawanya lebih meriah jika bisa?.
Lho, mengapa, mungkin ada yang bertanya ... mengapa
harus lebih meriah tawanya?
Apa ada yang lebih hebat dan luar biasa dari kondisi tak
berdayanya aparat negara?
Ha ... ha ... ha ... ternyata ada dan ini yang paling tiga
belas celakanya karena semua
Partai yang menjadi penentu dan pengendali para
wakil rakyat yang di Senayan sana
Ternyata motornya, ternyata motivatornya, ternyata
konduktornya, ternyata aktornya.
Bahkan mereka ya aktor ya sutradara, ya konduktor ya
pemain biola dan akibatnya?
Baca berita utama Kompas 1 Maret 2012, yang intinya
korupsi semakin berjaya saja.
Kalau pengawas jadi maling dan maling jadi pengawas,
lalu kapan tertangkapnya?
Mata berlengggang kerlingnya ikut menari, peluang ada
ya malingnya terus mencuri.

Essi 96 - tbs/poz/kas -- SDA01032012 -- 087853451949

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun