Essi 295 -- Selaksa Mantra Buat  Sang Guru Bangsa (4)
Tri Budhi Sastrio
Semuanya sebenarnya berawal ketika pada sapta raja
   eka nawa catur dasa,
Seorang bayi laki-laki lahir ke dunia disambut rasa lega
   oleh sang orang tua.
Bocah ini akan menjadi orang besar penguasa negara
   manakala angka dua
Menjadi pembuka jalan bagi pasangan kembar dua
   dan satu kembar tiga.
Dan ... seperti dicatat oleh lontar negara apa yang pernah
   dikatakan dulu kala
Tidak hanya menjadi nyata dan realita tetapi juga
   langsung bercengkerama
Dengan para kawula tua muda, kaya dan papa,
   terhormat atau buta aksara
Melanglang di lingkaran buana berselimutkan
   mega-mega pendar cakrawala
Menjanjikan harapan yang pernah dilontarkan dewata
   di tanah pujaan kelana.
Walau nama belakang bermakna sangat berkuasa
   bak sang penakluk dunia
Akhirnya diganti label buat yang nomer utama, tapi
   bukankah tetap sama saja
Engkau akhirnya menjadi juara pertama, baik dalam
   hal bersilat lidah dan kata
Tapi juga pada perdebatan seru membincangkan
   masalah bangsa dan negara.
Bagimu negara dan bangsa segala-galanya dan
   harus memperoleh tidak hanya
Perhatian paripurna tapi juga muara semua
   pengorbanan jiwa raga anak bangsa.
Kehormatan bangsa dan negara harus dijaga
   agar tak ada yang berani menghina.
Simbol negara seperti bendera dan bahasa,
   pancasila dan burung garuda, juga
Kepala negara adalah kehormatan bangsa negara
   yang harus dijaga sepenuh jiwa.
Engkau juga seorang guru yang tidak hanya hadir
   dalam sebutan merona-rona
Tetapi benar-benar guru dalam dunia nyata yang
   berdiri di depan kelas siswa
Mendidik dan mengajar tunas negara, membuka
   wawasan para anak bangsa,
Membentangkan layar cakrawala budaya dan ilmu
   calon-calon abdi negara
Dan yang paling utama tentu saja mencangkokkan
   nilai luhur abadi manusia
Agar menyatu tarikan nafas jiwa sehingga layak
   dipertahankan dan dibela
Tak hanya oleh raga tetapi juga oleh sukma,
   karena ... ya karena ... hanya ...
Di dalam nilai luhur umat manusia inilah berbeda
   dengan mahluk lain jagat raya.
Jika kurang peduli pada sesama, mungkin kurang
   tepat disandang label manusia.
Lalu ketika masanya belahan jiwa bersanding
   di pelaminan bertatahkan mutiara,
Adalah sang Shinta yang berikrar sepenuh jiwa
   menjadi pendamping nan setia
Mengarungi samudera, menjelajahi angkasa,
   selalu berbagi duka dan gembira
Sebelum akhirnya Anissa, Zanuba, Anita, dan Inaya
   menjadi jelma tanda karunia.
Mereka berlima adalah putri srikandi sang gus muda
   yang sering diajak berkelana
Melanglang tak hanya dunia nyata tapi juga ke relung
   suar-suar budaya nusantara
Yang dipercaya menjadi pelita buana sumber cahaya
   penerang umat manusia.
Begitulah gus muda yang nanti menjadi penerima
   bintang mahaputra utama
Semakin yakin bahwa seluruh umat manusia
  selayaknya diperlakukan sama.
Essi nomor 295 -- SDA31122011 -- 087853451949