Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Essi Nomor 190: Mempermainkan Kebenaran Mempermainkan Tuhan

14 April 2021   17:31 Diperbarui: 14 April 2021   17:34 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://fineartamerica.com/featured/god-104-sam-del-russi.html

Essi 190 -- Mempermainkan Kebenaran Mempermainkan Tuhan
Tri Budhi Sastrio
 
Wow ... slogan ini rasanya tidak terlalu baru tetapi
     menjadi berbeda
Manakala yang menyampaikan seorang kepala negara,
     hanya saja
Karena ini menjadi pembuka tanggapan resmi atas
     kata narapidana,
Banyak orang malah bertanya-tanya, lho ... apakah
     dia kurang kerja,
Sampai-sampai informasi dari narapidana walau
     mantan ketua KPK,
Mendapat tanggapan langsung dari sang empunya
     istana negara?
Benar-benar hebat sang narapidana mampu membuat
     pihak istana
Tersudut sedemikian rupa sehingga hanya ada satu
     jalan dan cara
Yaitu menyebarluaskan lewat media bahwa informasi
     dari penjara
Tidak benar adanya ... maka sambil mengeleng-
     gelengkan kepala
Banyak orang ikutan elus-elus dada pertanda
     sangat tidak percaya.
Bagaimana bisa seorang kepala negara membawahi
     250 juta jiwa,
Eh, berhadapan dengan seorang napi yang sedang
     ada di penjara,
Harus tergopoh-gopoh mencetak transkrip rapat
     di istana negara.
Yang tidak kalah mencengangkannya, kepala negara
     juga terpaksa
Bersumpah dihadapan jutaan tatapan rakyat Indonesia
     bahwasanya  
Apa yang disampaikannya benar adanya ... yah,
     ternyata mudah ya,
Membuat seorang kepala negara bersumpah
     atas nama pemilik sorga..

Jangan mempermainkan kebenaran dan jika
     nekad maka sama saja
Dengan mempermainkan Tuhan, bergitu kurang
     lebih sabda pembuka.
Tentu saja slogan ini -- entah dikutip dari mana --
     sangat benar adanya.
Siapa saja yang mempermainkan kebenaran maka
     jelas Tuhan dihina.
ENTE INI MEMANG KURANG AJAR, dan Tuhan pun
     bisa saja berkata
Sambil tertawa-tawa gembira, MEMANGNYA AKU INI
     SIAPA, KECOA?
SEMUA ... YA SEMUANYA SAJA, PASTI  DICATAT,
     PASTI DIDATA,
SEHINGGA MANA ADA BISA DISEMBUNYIKAN DARI
     MATA SORGA?
Kemudian Tuhan pun mungkin akan terbahak-bahak
     gembira riang ria
Melihat tingkah manusia yang suka berdusta,
     menipu di sini tipu di sana,
Sialnya lagi yang ditipu dan didusta manusia
     tidak hanya dirinya semata,
Tetapi juga Tuhan yang mahatahu sekaligus maha
     menguasai semuanya.
Aneh tidak kalau begini, menipu dan berdusta
     pada sesama manusia saja
Amat sangat menggelikan, eh pada diri sendiri juga
     menipu dan berdusta.
Yang lebih menggelikan eh Tuhan mahamengetahui
     pun disuguhi dusta.

Kembali pada kepala negara berkaitan dengan isi
     rapat di istana negara,
9 Oktober 2008 tepatnya, agenda utamanya krisis
     global dan dampaknya,
Yang hadir pimpinan institusi penegak hukum yang
     diminta pendapatnya,
Dan ... masih kata kepala negara setelah bersumpah
     akan kebenarannya,
Sama sekali tidak ada ... ulangi tidak ada ...
     ulangi lagi ... benar tidak ada,
Disebut nama Bank Century dan juga bailout-nya  ...
     masih tidak percaya?
Lalu kepala negara mengangkat buku cetakan terbaru
     yang bersampul biru
Bersatu Menghadapi Krisis judulnya dan silahkan
     baca jika kurang percaya.

Duh ... kepala negara ... bagaimana ini ... tentu saja
     kami semua percaya.
Kapan sih pernah tidak percaya pada anda, bahkan
     ketika label pendusta
Disampaikan beramai-ramai oleh para pemuka agama,
          beramai-ramai pula
Kami membela ... bahkan sebuah catatan yang isinya
     khusus membela ...
Ya ... Membela SBY yang Labelnya Pendusta segera
     dikerek di dunia maya.
Kami masih percaya bahwa kepala negara kami
     tidak sedang berdusta ria
Kami juga sangat percaya bahwa kepala negara
     tidak sembunyikan fakta.
Tanggal 9 Oktober 2008 pasti tidak ada Bank Century
     apalagi bailout-nya.
Kalau si napi mantan ketua KPK berkata sebaliknya ...
     ha ... ha ... ha ...
Ingatan dia pasti telah memudar dan salah jadinya,
     empat tahun jaraknya,
Siapa yang bisa menjamin ingatan seorang
     narapidana tetap prima isinya?
Tetapi kalau kata-kata kepala negara, lho kan ada
     transkrip rekamannya?
Walau transkrip rekaman bisa saja telah direkayasa
     tetapi kepala negara
Pasti benar adanya ... ada rekamannya, ada
     transkripnya, ada buktinya.
Bravo kepala negara Indonesia, bravo karena benar
     dan tidak ada dusta.

Tetapi ... yah ... tetapi ... sebenarnya kan bukan ini
     yang menjadi intinya.
Yang menjadi inti adalah jika penyelamatan
     Bank Century benar adanya
Dan presiden dengan tegas mengatakan ... dan saya
     membenarkannya.
Maka harapannya dengan dada tegak, kepala
     tengadah, presiden berkata
Inilah kebijakan saya ... ini kebijakan pemerintah ...
     inilah kebijakan negara.
Siapa saja yang berlaku curang dan menggelapkan
     uang talangan negara
Harus ditangkap, disidik, dituntut, diadili, dan kalau
     terbukti ya tentu saja
Segera saja dimasukkan ke penjara ... dan dengan
     ini kasus pun purna.

Ya, mengapa tidak berkata yang itu saja wahai Bima
     yang kepala negara,
Ini kebijakan pemerintah ... ini kebijakan negara ...
     inilah kebijakan saya ...
Polisi, jaksa, dan KPK tangkap semua yang berani
     gelapkan uang negara.
Sudah kan ... sudah ditangkap kan ... sudah di penjara
     kan ...tiba saatnya
Melihat kembali penuh harapan bagaimana Bank
     Mutiara pulihkan dirinya.
Uang talangan pasti kan kembali, perompak uang
     negara sudah di penjara,
Kebijakan pemerintah, kebijakan negara, kebijakan
     saya terbukti oke punya
Maka kasus Century purna, ayo konsentrasi masalah
     lain, olahraga misalnya.
Lebih bernas, lebih berguna, karena prestasi bangsa
     dalam olahraga dunia
Benar-benar memalukan,  jumlah manusia nomer lima
     di dunia, eh medalinya
Cuma mendapat dua sehingga bertenggerlah pada
     urutan enam puluh lima.
Dan dengan ini sabda, kasus Century pun paripurna
     tak perlu sumpah segala.

Cuma sayangnya ini semua versi catatan di dunia
     maya, sedangkan faktanya
Kepala negara negeri tercinta eh masih terpaksa
     banyak bersumpah segala,
Itu pun hanya untuk memastikan isi satu rapat
     di istana negara bisa dipercaya.
Lalu bagaimana jika isi rapat-rapat yang lain juga
     diragukan kredibilitasnya?
Berapa banyak lagi kepala negara harus bersumpah
     atas nama pemilik sorga?
Padahal bukan rahasia semakin banyak bersumpah
     semakin tidak dipercaya.
 
Essi nomor 190 -- SDA16082012 -- 087853451949

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun