Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Masa Depan: Astronot Nomor 03

7 Februari 2021   09:09 Diperbarui: 7 Februari 2021   09:24 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://fineartamerica.com/art/paintings/girl+screaming

Astronot No. 03
Tri Budhi Sastrio

Tidak jarang atas nama
Kemajuan ilmu pengetahuan
Perlakuan tidak adil menimpa
Banyak mahluk hidup.
Tidak bisakah ilmu pengetahuan
dimajukan tanpa mengorbankan
Yang tak mampu kita ciptakan itu? 

Matahari pagi bersinar lembut menyapu pesawat antariksa milik Indonesia yang bertengger gagah di landasan peluncuran. Menurut rencana, tepat pukul delapan pagi pesawat peneliti ini akan mengangkasa. Seperti biasa misinya adalah misi penelitian, meskipun ada satu misi yang dirahasiakan. Suasana peluncuran tidak menunjukkan tanda-tanda yang berbeda dari peluncuran-peluncuran penelitian sebelumnya.

Burung perak itu, dengan lambang merah putih di moncongnya, seakan-akan sebuah silhuet perak berdiri tegak menantang cakrawala biru. Tak ada awan, tak ada asap. Yang ada cumalah kecerahan dan warna biru. Orang-orang yang ingin menyaksikan peluncuran dari dekat sudah sejak sore kemarin berdatangan. Mereka berkemah di sekitar landasan peluncuran. Sedangkan awak TV, baik TVRI maupun TV-TV swasta sudah siap. Meskipun peluncuran semacam itu sifatnya rutin tetapi tetap saja merupakan peristiwa yang patut diberi perhatian dan diabadikan.

Ketika sinar matahari semakin menghangat, sementara embun di rumput mulai mengucapkan selamat tinggal, semua orang selesai mengemasi bekas tidur mereka semalam. Mereka menunggu. Menunggu saat peluncuran tiba. Terutama anak-anak tampak sekali tidak sabar.

Sedangkan petugas peluncuran, baik di ruang pengendali utama, maupun petugas di landasan peluncuran sudah sejak malam tadi siap siaga. Hitungan mundur telah dimulai sejak jam lima pagi tadi. Sekarang pukul tujuh lewat dua puluh sembilan menit. Masih ada waktu sekitar 31 menit lagi untuk terus meneliti dan memeriksa semua perlengkapan. Walau penerbangan ke antariksa menjadi hal yang rutin, gangguan atau hambatan bisa muncul tanpa diduga.

Betapapun canggih dan modernnya sebuah peralatan, tetap saja terbuka kemungkinan terganggu. Ini sudah berkali-kali menjadi kenyataan. Sebuah rencana yang telah tersusun begitu rapi dan begitu cermat akhirnya gagal berantakan karena sebab kecil yang tidak diperhitungkan sebelumnya.

Seekor burung kecil yang nyasar, bisa menyebabkan program peluncuran seperti ini tertunda. Jadi tidak salah kalau dikatakan semakin cermat dan semakin teliti sebuah rencana direncanakan, semakin rapuh dan semakin rentan rencana itu terhadap gangguan.

Landasan peluncuran mulai terlihat agak sibuk sekarang. Mobil-mobil yang bentuknya aneh, terlihat berlalu lalang. Para penonton mengambil tempat masing-masing. Sebagian besar mendekat ke pagar pembatas. Kamera-kamera TV terarah ke landasan.

Sebuah mobil van berwarna putih tiba-tiba meluncur masuk mendekat ke arah pesawat. Sesaat kemudian mobil berhenti. Dua pintunya bersamaan terbuka. Tiga astronot melangkah ke luar.

Meskipun dari jarak cukup jauh kejadian itu terlihat jelas. Tiga Astronot berpakaian lengkap. Pakaian angkasa mereka berkilauan ditimpa cahaya matahari pagi. Anggun dan gagah, melambangkan kemegahan ilmu pengetahuan masa kini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun