Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Masa Depan: Kemelut di Garuda Satu

14 Desember 2020   04:02 Diperbarui: 14 Desember 2020   04:24 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak ada yang memperhatikan kepergian Doktor Iwarda dari tempat upacara peluncuran. Semua orang sibuk mendengarkan keterangan penting dan menarik dari pengeras suara. Keterangan tentang kecanggihan pesawat berhasil memikat perhatian para Kepala Negara meskipun mereka sudah berkali-kali mendengarkan penjelasan semacam itu.

Indonesia-101 dapat terbang dalam kondisi apapun. Bahkan seandainya seluruh mesin utama dan mesin cadangan mati, pesawat itu masih bisa meneruskan perjalanan dan tiba dengan selamat ke tempat tujuan. Sebuah alat pengatur kecil yang dirancang dan diketemukan oleh sebuah tim di bawah pimpinan Doktor Iwarda sendiri, memungkinkan hal itu. Alat kecil ini bertenaga lebih hebat dari ledakan matahari dan berkemampuan seratus kali lebih cerdas dari otak manusia yang paling pintar sekali pun.

"Untung alat ini tidak bisa kuberi nyawa!" kata Doktor Iwarda waktu mengomentari penemuannya. "Kalau tidak mungkin kita semua akan terusir dari planet Bumi ini!" Dan ini memang benar!

Sementara keterangan dari pengeras suara masih memukau seluruh penonton. Doktor Iwarda sudah sampai ke ruang kerja pribadinya. Ruang kerja ini mungkin ruang kerja paling canggih dan paling aman yang pernah dibuat orang. Cuma ada dua orang yang pernah masuk ruangan ini selain Doktor Iwarda dan istrinya, yaitu Presiden Indonesia dan Presiden Uni Soviet. Presiden Amerika Serikat pernah mengajukan permohonan untuk bertemu dengannya di kamar kerja itu tetapi Doktor Iwarda menolaknya. Presiden Uni Soviet pernah memintanya dengan sangat agar jangan sampai kehormatan yang diterima olehnya diterima juga oleh bekas saingannya. Mungkin karena ini, permohonan Presiden Amerika Serikat terpaksa ditolak.

Di hadapan sebuah panel instrumen Doktor Iwarda duduk. Senyum anehnya terlihat semakin jelas. Disamping ingin membuat setiap orang berkeringat dingin, dia juga ingin menunjukkan bahwa komplek Garuda Satu terkuat di dunia. Doktor Iwarda berniat menciptakan gempa bumi hebat di seluruh Komplek. Gempa bumi buatan. Cuma Presiden seorang yang akan diberi tahu tentang permainan ini sehingga beliau tidak perlu khawatir.

Doktor Iwarda menekan tombol berwarna hijau, bernomor satu. Tombol ini akan menghubungkan dirinya dengan Presiden secara pribadi.

"Bapak Presiden ini Doktor Iwarda!"

Presiden sendiri tidak perlu berbicara untuk menjawab pertanyaan itu. Cukup berkata dalam hati, suaranya akan terdengar di ruang kontrol.

"Ada perlu apa?" tanya Presiden.

Dengan cepat dan mantap Doktor Iwarda menceritakan rencananya menciptakan kemelut hebat di seluruh komplek Garuda Satu.

"Agar mereka semakin yakin dan semakin tunduk pada kita. Langkah ini juga dapat digunakan sebagai sarana promosi," kata  Doktor Iwarda mengakhiri keterangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun