Mereka yang berlama-lama menunggu ‘sang bajingan’ lewat seringkali menggerutu ‘lama benar nih, bajingan’ atau sejumlah keluhan lain atau bahkan bisa saja ‘makian’ yang intinya menyatakan kesal pada ‘sang bajingan’ karena terlalu lama tidak muncul-muncul. Apakah karena sebutan ini yang memang selalu disertai dengan ‘rasa jengkel dan kesal’ lalu perlahan-lahan menggeser makna ‘bajingan’ sebelum akhirnya mempunyai makna seperti yang sekarang? Mungkin saja, meskipun masukan lain, jika memang ada, tentunya patut dipertimbangkan.
Dr. Tri Budhi Sastrio – tribudhis@yahoo.com – Poznan, Poland
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!