Mohon tunggu...
Trian Ferianto
Trian Ferianto Mohon Tunggu... Auditor - Blogger

Menulis untuk Bahagia. Penikmat buku, kopi, dan kehidupan. Senang hidup nomaden: saat ini sudah tinggal di 7 kota, merapah di 5 negara. Biasanya lari dan bersepeda. Running my blog at pinterim.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Peristiwa Ini Patut Anda Jadikan Pelajaran Saat Membeli Baju Lebaran

7 Mei 2021   21:56 Diperbarui: 7 Mei 2021   21:59 1772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hal yang perlu diperhatikan saat belanja baju lebaran | Dok. unsplash.com

Beberapa hari ini terdapat keramaian di dunia maya. Perkaranya adalah pesanan sistem pre-order baju lebaran sarimbit (baju berpasangan) meleset jauh dari yang dijanjikan. Bahkan, hingga hari ini (h-6 lebaran), belum ada kejelasan kapan barang diterima. Jikapun dilakukan pengembalian pembayaran (refund) juga belum ada kejelasan. Dipantau dari sosial media pemilik brandnya, tampak sekali kekecewaan baik dari konsumen langsung yang memesan maupun para distributor dan reseller yang membantu sistem penjualan baju tersebut.

Ummu Hifdhi misalnya, salah satu pihak yang dirugikan memberikan komentar, "Mbak Dian Aulia Alwa,pesenan customer saya harusnya sebelum tgl 01 mei sudah ke terima sesuai tgl kirim pas open PO..nyatanya tgl 1 mei baru masuk pengiriman,udah gitu resi gak keluar-keluar..malu akutuhh,tau gitumh kemarin gak minta buru-buru di lunasin.. Jadi mikir lagi deh untuk tahun depan takut terulang lagi dan lagi."

Atau komentar salah satu distributor/resellernya,

 "Aduh mbk.... Dimohon konsisten nya dong. Kalo smean mau alasan pandemi brand lain pun juga mengalami tapi mereka bisa menyelesaikan sebelum Mei. Ini lebaran sudah di depan mata tapi barang belum ada kejelasan. Kami disini di demo sama cust, dibilang pembohong, gag sesuai janji dan sebagainya. Harus nya di prediksi kapan selesainya,kapan bisa ddi distribusikan jangan hanya fokus ngeluarin model banyak tapi malah keteteran kayak gini."

Dan ratusan komentar lainnya yang sudah dishare sebanyak 49 kali dapat disimak di sini.

Menanggapi hal tersebut, pemilik brand memberikan sedikit penjelasan dan permintaan maaf karena tidak bisa memenuhi janji sebagaimana promo yang pernah dilakukan.

pernyataan maaf atas insiden keterlambatan pesanan dari pemilik brand | Dok. Alwa Hijab
pernyataan maaf atas insiden keterlambatan pesanan dari pemilik brand | Dok. Alwa Hijab

Saya sendiri mengenal suami-istri pemilik brand ini. Mereka memang memiliki minat menjadi pengusaha, alih-alih menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sudah pasti mereka raih selepas sekolah kedinasan. Saya juga mengetahui etos kerja dan juga sempat dimintai pendapat saat awal-awal mereka membangun bisnis.

Mereka adalah pasangan yang baik dan berkomitmen untuk menjalankan bisnis secara beretika. Namun kondisi yang saat ini sedang terjadi, bisa jadi memang situasi di luar kontrol mereka. Saya belum berani menanyakan secara langsung karena pasti sedang pusing memikirkan para mitra dan konsumen mereka yang sedang demo besar-besaran. Meski secara online.

Apapun itu, kondisi ini dapat kita jadikan pelajaran sebagai konsumen yang ingin berbelanja barang untuk keperluan lebaran. Terutama baju yang memang sengaja disiapkan untuk dipakai di kala lebaran.

Sudah menjadi budaya mayoritas kita, bahwa lebaran artinya pakaian baru. Dari komentar-komentar kekecewaan yang masuk dapat disimpulkan bahwa mereka benar-benar berharap baju yang dipesannya akan dipakai khusus untuk momen lebaran nanti. Namun apa yang terjadi, impian mereka nyaris kandas dan baju yang diimpikan tidak dapat dikenakan saat hari raya esok.

Maka, beberapa pelajaran yang dapat kita ingat-ingat betul nantinya:

  1. Memesan hanya kepada brand yang sudah terbukti dapat memproduksi dalam jumlah banyak. Apalagi di masa menjelang ramadan, memang saatnya produsen baju panen raya secara bisnis. Namun yang patut diantisipasi, apakah lini produksi mereka benar-benar mampu mengadakan sesuai pesanan yang membludak.

  2. Mencermati promo yang diadakan. Jika melihat beberapa keluhan yang masuk, promo yang diadakan memang agak brutal karena ada beragam jenis dan beragam promo. Dari sisi penjualan dan bisnis, promo ini memang akan menarik banyak pembeli. Namun dari sisi konsumen, perlu dicermati bahwa bisa jadi akan terjadi lonjakan pemesan yang berakibat melesetnya tenggat produksi. Apalagi barang yang dipesan secara pre-order online, perlu melalui tahap produksi, pengemasan, pembungkusan untuk dikirim, dan pengiriman yang melibatkan ekspedisi perusahaan lain.

  3. Memberi tenggat pengiriman yang ideal. Jika di tanggal yang sudah kita tentukan atau janjikan barang belum berhasil dikirim, produsen harus dapat menyediakan layanan pengembalian dana (refund) secara penuh. Ini untuk mengantisipasi permasalahan yang muncul seperti di atas dan kita sebagai konsumen masih memiliki waktu untuk berbelanja dengan dana tersebut di tempat lain untuk menyambut lebaran.

  4. Menyiapkan alternatif baju lebaran lain yang tetap layak untuk dipakai. Memang sebenarnya lebaran tidak harus baju baru. Namun bagi yang memang ingin saat lebaran tampil beda, Anda tetap harus menyiapkan plan B dengan memilih dan menyiapkan baju yang sudah ada namun tetap istimewa untuk dipakai saat lebaran. Jadi saat memang sudah mepet dan tidak dapat mencari alternatif lain (sebagaimana banyak dikeluhkan konsumen dalam kasus di atas), kita tetap memiliki solusi untuk lebaran kita sendiri. Jadi tetap 'tampil' prima meski pesanan belum datang.

Semoga kejadian yang sedang menimpa para konsumen dalam kasus ini, menjadi pelajaran betul-betul baik bagi brand/produsen saat melakukan promosi baju lebaran yang belum ready stock, maupun bagi para pemesan yang sangat berharap akan kedatangan barang di waktu yang tepat.

Tip ini hendaknya bisa dijadikan pegangan kita untuk kedepannya agar tidak merusak rencana indah kita dalam berhari raya.

Selamat berhari raya. Dan memakai baju tahun lalu yang masih bagus juga boleh, kok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun