Secangkir teh terhidang di depan Tuan
Daunnya dipanen dari kebun tak bertuan
Dipetik pagi-pagi sekali sebelum ada Tuan
Dirajang kecil-kecil sekali seperti kasih Tuan
Dikeringkan di bawah terik penderitaan
Diseduh bersama air semendidih perasaan
Baik-baiklah Tuan menikmati cangkir itu
Sececap demi sececap jangan terburu-buru
Kami di sini juga masih bersabar
Memburu waktu saat Tuan tak sadar
Pabrik ini akan kami bakar!
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!