Insiden berbau rasisme mencoreng babak awal turnamen DFB-Pokal tahun ini. Asosiasi Sepakbola DFB, klub, serta kelompok suporter diharapkan lebih aktif dalam memerangi rasisme.
"Organisasi olahraga diminta untuk secara proaktif mengatasi masalah rasisme serta mengembangkan sistem yang mampu mencegah dan menangani isu-isu ini," ujar Reem Alabali-Radovan, yang pada saat itu menjabat sebagai Perwakilan Pemerintah Jerman untuk Integrasi dan Anti-Rasisme, dalam laporan tahun 2023 yang berjudul "Rasisme di Jerman. "
Radovan menekankan betapa pentingnya partisipasi masyarakat secara menyeluruh dalam memerangi rasisme di arena olahraga.
Sebuah penelitian dari Friedrich-Ebert-Stiftung pada tahun 2023 juga mengungkapkan bahwa sikap rasis sangat terlihat dalam dunia sepak bola.
Apa yang telah terjadi?
Dalam laga DFB-Pokal antara Klub Sepakbola Schalke 04 dan klub Lok Leipzig, seorang pemain tamu yang berkulit hitam, Christopher Antwi-Adjei, mengalami penghinaan rasis dari para penonton di tribun.
Adjoin melaporkan peristiwa ini dan pertandingan dihentikan sementara. Setelah pertandingan dilanjutkan, ia masih terus menerima cemoohan setiap kali ia menguasai bola.
Dalam pertandingan lain di Potsdam, seorang pemain dari FC Kaiserslautern juga menjadi korban penghinaan rasial. Penonton membantu mencari tahu identitas tiga orang pelaku. Kedua kelompok pendukung kemudian meneriaki para pelaku dengan kata "Nazis raus!" (Nazi keluar!).
Selain itu, tindakan diskriminatif juga muncul di platform media sosial yang ditujukan kepada pemain tim nasional Nadiem Amiri, Arnaud Nordin dari FSV Mainz 05, dan Kelsey Owusu dari Rot-Weiss Essen.
Presiden FIFA, Gianni Infantino, juga memberikan komentar - menganggap peristiwa di Leipzig dan Potsdam sebagai hal yang "tidak bisa diterima" dan "menyeramkan." Ia meminta agar insiden tersebut diselidiki secara lengkap dan agar pelaku mendapatkan sanksi. Komite FIFA bekerja sama dengan DFB terus mengikuti perkembangan dalam kasus ini.