Mohon tunggu...
Tresi Tiara
Tresi Tiara Mohon Tunggu... Guru - Teacher of Entrepreneurship

Entrepreneur Teacher pada Sekolah Menengah Kejuruan , yang memiliki cita-cita mencetak banyak Entrepreneur Muda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

I'm Sick of This

28 Maret 2021   02:31 Diperbarui: 28 Maret 2021   02:58 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Setiap manusia dilahirkan dengan berbagai karakter yang berbeda, dibesarkan dalam lingkungan yang sangat beragam. Oleh karena itu menjadi wajar ketika tingkah dan laku seorang individu sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Akan tetapi mengapa selalu saja ketika ada seorang individu memiliki sikap berbeda terhadap suatu hal, seketika itu juga dia dianggap aneh dan lantas dijauhi ataupun tidak dianggap keberadaannya.

Selain dianggap aneh, serta merta apa yang menjadi pilihannya pun lantas dianggap salah dan tidak layak untuk dilakukan. Sementara dilain sisi, jika ada manusia culas tetapi bisa banyak memberi meskipun apa yang diberikannya merupakan hasil 'curian' maka apapun kata yang keluar dari mulutnya akan dianggap sebuah contoh terbaik yang harus diteladani.

Ada apakah dengan semua ini ?? Apa dunia di era teknologi yang sedemikian canggih ini telah melupakan akar kebudayaannya yang penuh dengan budi pekerti dan dituntut untuk selalu mengedepankan penilaian objektif terhadap segala sesuatunya. Dan apakah materialistis memang sudah sedemikian rupanya merasuk kedalam ruang-ruang pergaulan lingkungan masyarakat kita ?

Penilaian baik dan buruknya seseorang hanya dilihat dari seberapa banyak materi yang dimilikinya. Jika ia tidak memiliki kekuasaan, jabatan dan harta maka apapun yang keluar darinya pasti bukan merupakan hal yang baik untuk ditiru. Jangankan berpendapat, bernapas pun barangkali sudah merupakan sebuah kesalahan.

Terkadang muak dengan semua hal ini, ingin rasanya mengeluarkan segala apa yang ada di kepala ini untuk sekedar melepaskan semua pemikiran yang terbelenggu oleh apa yang dinamakan kesopanan. Berpendapat dianggap hal yang tidak pantas untuk diutarakan, sementara hasutan yang dibungkus oleh manisnya kata-kata kian sering dilontarkan.

Hanya mampu mengeluarkan isi kepala melalui ketikan saja, bercerita pada lembaran-lembaran putih yang tak pernah berprasangka. Ingin rasanya memutar kembali suatu masa, masa dimana apa yang ada dikepala bisa diungkapkan secara bebas dan nyata tanpa ada pandangan sinis dari mereka yang tak suka. Dan ya, kita memang sedang hidup di dalam lingkungan yang sering meributkan dan menilai segala sesuatu hanya berdasarkan prasangka. We live in a noisy riweuh judging society.

Cimahi, 28 Maret 2021

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun