Mohon tunggu...
Toto Pardamean Sinaga
Toto Pardamean Sinaga Mohon Tunggu...

Lahir di Tanjung Balai (Asahan)Sumatra Utara.Senang Menulis dan Membaca.Pemerhati Masalah Pendidikan dan Sosial.Mendambakan Pendidikan yang Murah dan Berkualitas Bagi Rakyat Indonesia.\r\nSaat ini Beraktivitas di Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Komunikasi Populer (LP2KP) Medan Sumatra Utara.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Ikan Asin Mayung; Sang Legenda

21 November 2011   03:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:24 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Di kota-kota besar orang mengenal bahan pangan yang namanya Jambal yakni ikan  yang diasinkan. Umumnya bahan bakunya adalah sejenis ikan Kakap. Ikan asin yang satu ini sangat bergengsi dan harganya relatif mahal. Artinya hanya orang-orang berduit sajalah yang sanggup mengkonsumsinya.
Tetapi sebagai orang Tanjung Balai tentu tidak terlalu kagum dengan ikan asin ini karena kota Tanjung Balai punya andalan lain dalam hal ikan asin namanya Ikan asin Mayung. Bentuk ikannya mirip ikan patin cuma hidupnya di laut. Biasanya ikan asin mayung ini diolah sedemikian rupa ; ada yang memotongnya kecil-kecil mirip dadu lalu dioreng atau disambal goreng, ada yang menggulainya dengan campuran daun ubi tumbuk atau daun labu lemak. Dan biasanya yang sering digulai bersama daun ubi tumbuk atau pucuk daun labu lemak adalah kepalanya. Ukuran ikannya mulai dari berat 1 kg hingga 2,5 kg.
Di Tanjung Balai penjual ikan asin Mayung ini yang terkenal kualitasnya berlokasi dipangkal Jembatan panjang yang melintasi Sungai Silau (masih berada di inti kota Tanjung Balai (orang Tanjung Balai menyebutnya Pajak Kawat) kedainya persis disamping pos jaga polantas. Dahulu orang-orang besar dari Medan dan berbagai kota di Sumatra Utara yang berkunjung ke Tanjung Balai tak luput untuk membeli ikan asin Mayung ini sebagai oleh-oleh.Bahkan sampai terkenalnya ikan ini pernah jadi simbol untuk menyuap para pejabat jika seseorang penyogok memiliki keperluan.
Biasanya jika kita membeli ikan ini sipenjual akan membungkusnya dengan kertas bekas kantongan semen dan sengaja ekornya dikeluarkan diujung bungkusan, hal ini menjadi gengsi tersendiri jika menentengnya. Kini saya tak tahu pasti apakah Ikan Asin Mayung ini masih ada atau tidak mengingat kian langkanya ikan ini. Jika membelinya harus ekstra teliti sebab ada ikan asin Mayung palsu, bentuknya sama tetapi jenis ikannya adalah ikan Badukang, walaupun rasanua juga enak tetapi kalah enak dengan Ikan Mayung. Anda boleh mencoba jika berkunjung ke Tanjung Balai, anda pasti tidak menyesal apalagi anda adalah penggemar ikan asin kualitas tinggi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun