Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misteri Viaduct

25 Mei 2024   21:50 Diperbarui: 25 Mei 2024   21:50 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Viaduct yang membentang diatas Sungai Cikapundung di Kota  Bandung.(KOMPAS.com/RENI SUSANTI)

Kebiasaan masyarakat di Kota Angin saya lihat tidak berubah bila melintas di bawah Viaduct ( flyover kereta api ). Mereka seolah punya tradisi menghentikan kendaraan jika ada kereta api yang sedang melewati Viaduct di ujung barat gang Patriot. 

Di gang inilah saya dibesarkan hingga tamat SMA. Bagi saya ruas jalan yang biasa disebut masyarakat Kota Nganjuk dengan sebutan lor sepur itu penuh kenangan dan sarat misteri yang belum terpecahkan.

Kawasan lor sepur diberi nama gang Patriot karena ada warganya yang gugur dalam peristiwa pertempuran Sepuluh November 1945 di Surabaya.

Mungkin karena ada birokrat yang buta sejarah alias kurang menghormati jasa pahlawan bangsa, Gang Patriot diubah namanya menjadi Jalan Seruni, lalu kini diubah lagi menjadi Jalan Diponegoro Gang I.

" Kok aneh ya Pak, kenapa semua berhenti?, bikin macet saja, kenapa tidak diterabas?, wong sepurnya lewat atas," celetuk anak perempuan saya yang sedang menyetir. Dia heran melihat kebiasaan masyarakat yang menghentikan kendaraan.


"Begitulah kebiasaan orang disini," jawab saya untuk Nduk (sebutan untuk anak perempuan).

Selebihnya saya melongo, bukan karena tidak bisa menjawab pertanyaan Nduk secara komprehensif, namun mata ini terpana melihat wanita penjual kembang telon yang berjajar di pinggir jalan di bawah Viaduct yang letaknya di ujung barat gang Patriot.

Saya heran, para penjual kembang yang sudah berlangsung sejak saya masih kecil hingga sekarang masih tetap eksis dengan lapak yang sama dengan masa lalu. Bakul kembang telon merupakan usaha turun temurun yang memiliki segmen pasar di dua alam.

Kembang telon digunakan untuk prosesi nyekar di kuburan. Atau juga untuk kirim sesaji kepada arwah leluhur. Biasanya kembang telon itu dimasukkan dalam mangkuk yang berisi air jernih. Lalu disampingnya ada segelas kopi tubruk. Dalam tradisi di tempat kelahiran saya, kembang telon merupakan kumpulan bunga yang biasanya terdiri tiga macam bunga. Bisa menggunakan bunga Mawar putih, Mawar merah, dan sekuntum bunga Kantil. Bisa juga Mawar, Melati, Kenanga. Atau Mawar, Melati, Kantil. Tergantung musimnya bunga.

Saya minta Nduk berhenti sejenak membeli kembang telon secukupnya untuk nyekar orang tua dan leluhur di pemakaman keluarga sebelum saya melakukan perjalanan dengan KA Turangga menuju Kota Bandung.berangkat dari Stasiun Nganjuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun