Pengelola bandara mesti selalu siap menghadapi evaluasi hingga audit kinerja bandara. Sebaiknya ada evaluasi dan audit internal berkala, yakni audit teknologi dan infrastruktur. Baru kemudian audit yang sesuai dengan ketentuan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO).
Pengembangan sistem organisasi pengelola bandara di negeri perlu dibenahi. Masih ada kekhawatiran terkait dengan kelayakan dan sistem keamanan berbagai bandara di Indonesia. Karena masih ada kasus krusial di sekitar bandara. Prosedur audit bandara dengan ketentuan ICAO sebaiknya menjadi agenda penting bagi pengelola bandara.Â
Dalam rangka menjamin upaya mencapai tujuan keselamatan dalam penerbangan sipil internasional, ICAO menerbitkan dokumen-dokumen khusus seperti ANNEX 19 tentang Safety Management yang menjelaskan secara rinci peraturan, ketentuan dan rekomendasi serta bentuk-bentuk praktik yang diperlukan oleh masing-masing negara anggotanya.
Angkutan udara tetap menjadi primadona bagi pemudik lebaran tahun ini meskipun tarif penerbangan tidak murah lagi. Perlu persiapan prima dan kewaspadaan terhadap angkutan udara bagi pemudik lebaran.
Perlu mengatasi berbagai kerawanan dalam industri penerbangan di tanah air. Kondisinya semakin riskan jika maskapai mengoperasikan pesawat yang umurnya sudah tua. Karena biaya perawatan dan suku cadang lebih mahal dibanding pesawat yang relatif baru. Selain itu untuk memperoleh komponen atau suku cadang pesawat tua juga tidak mudah dan penuh masalah jika memperoleh di pasar gelap.
Secara teori tidak ada pengaruh yang signifikan antara pesawat tua dengan yang baru. Tetapi kompleksitas masalah di lapangan dan ekosistem bengkel perawatan pesawat terbang di tanah air yang belum menggembirakan karena kapabilitasnya sangat terbatas, menyebabkan maskapai kesulitan melakukan perawan pesawatnya sebaik mungkin. Terutama yang sudah berumur tua.
Peran pihak perusahaan jasa perawatan atau Maintenance Repair and Overhaul (MRO) saat ini cukup penting. Perawatan dan inspeksi tentu saja membutuhkan biaya yang cukup mahal.Selama ini bisnis MRO terbilang sangat prospektif. Untuk aktivitas perawatan medium sekelas Boeing 737 maskapai mesti mengeluarkan biaya hingga 500.000 dollar AS bahkan untuk perawatan total atau overhaul bisa mencapai 2 juta hingga 3 juta dollar AS.
Sayangnya pihak maskapai di tanah air juga mengalami kendala keterbatasan kapabilitas yang dimiliki MRO dalam negeri, sehingga terpaksa melakukan perawatan ke luar negeri.Selain itu kapasitas MRO lokal ada beberapa case yang belum bisa memenuhi standar perawatan pesawat jenis tertentu.
Apalagi tanpa sertifikasi dari Federal Aviation Administration (FAA) dan International Aviation Safety Assessments (IASA), MRO atau bengkel pesawat yang ada di tanah air tidak bisa melakukan perawat level medium hingga menyeluruh untuk pesawat tertentu.
Sistem navigasi pesawat tua mesti lebih sering dirawat karena sangat sensitif dan bisa berakibat fatal jika ditunda. Ada perbedaan yang paling mencolok yakni pada radar cuaca di kokpit. Untuk pesawat Boeing 737 seri 300 dan 400 sudah menggunakan sistem otomatis. Tetapi 737-500 masih manual untuk membaca cuaca.