Pada saat itu Lagu Ayo Ngguyu tak henti-hentinya berkumandang dari pesawat radio di pedesaan dan perkotaan. Lagu itu telah mendorong berkembangnya budaya tertawa tulus dan mewujudkan rasa tentram, toleransi dan percaya diri.Â
Kondisinya berbeda dengan saat ini, masyarakat semakin kehilangan budaya tertawa tulus dan memudarnya elegi senyum sapa. Oleh sebab itu pentingnya insentif dan media baru untuk mengembangkan industri komedi.
Teknologi digital semakin mengakselerasi profesi komedian yang menjadi ujung tombak industri komedi. Dalam konteks itu, komedian lokal atau tradisional sebaiknya semakin intens dengan media baru dan jejaring sosial.Â
Profesi komedian tradisional tidak boleh stagnan. Perlu platform digital yang tepat yang mampu menyuburkan profesi komedian di daerahnya, serta untuk mengembangbiakan komedian dari basis kesenian tradisional.Â
Sehingga produk komedian tradisional dengan platform tersebut bisa diajak berlari menembus pasar lokal, nasional bahkan global. Tak bisa dimungkiri, humor tradisional merupakan basis industri komedi.
Leksikon industri komedi memerlukan materi lawakan yang cerdas dan pantas untuk dikenang. Upaya pembelajaran terus-menerus dengan platform digital merupakan syarat mutlak untuk mengembangkan profesi komedian.Â
Ada tuntutan orisinalitas yang tinggi terhadap materi lawakan. Tuntutan orisinalitas terhadap materi lawakan itulah yang membuat banyak komedian tak punya nafas panjang.Â
Patut disimak teori pakar industri komedi Stephen Covey yang mengatakan bahwa dunia komedian itu ibarat angsa bertelur emas.Â
Kapan para komedian tradisional atau lokal bisa bertelur emas secara sustainable atau berkesinambungan ? Yang pasti telur emas itu akan muncul jika para komedian mendapatkan ekosistem dan platform yang tepat.
Indonesia perlu menambah produsen humor, penulis naskah komedi dan praktisi komedian lainnya. Seperti yang pernah dilakukan oleh sang kreator Mukidi, yakni Soetantyo Moechlas.Â
Karya produsen humor seperti diatas perlu diadopsi oleh grup komedian. Terutama yang mengusung lawakan bercorak tradisional.Â