Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Guru Penggerak Teman Akrab Bencana

18 Februari 2024   11:17 Diperbarui: 19 Februari 2024   01:01 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan simulasi bencana gempa bumi di salah satu sekolah siaga bencana (KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO)

Selain itu tata ruang kota juga diperhatikan. Wilayah-wilayah rawan dan memiliki potensi risiko tinggi saat gempa bumi terjadi juga perlu dihindari agar tidak terjadi kepadatan penduduk di wilayah tersebut. 

Building code menjadi salah satu hal wajib yang juga perlu diperhatikan dalam membangun sesuatu. Gedung-gedung yang baru akan dibangun, harus benar-benar memperhatikan building code yang telah ditetapkan.

Guru penggerak kebencanaan perlu bersinergi dengan BMKG untuk memberikan edukasi dan mitigasi bencana ke berbagai komunitas. Salah satu langkah yang dilakukan BMKG adalah memperbanyak Sekolah Lapang Gempa (SLG).

Sebaiknya kita melihat keberhasilan pendidikan kebencanaan di Jepang. Ternyata sejak usia dini, anak-anak di Jepang sudah diajarkan untuk tanggap terhadap bencana. 

Di Jepang simulasi evakuasi sering dilakukan di sekolah. Salah satu contoh keberhasilan dari simulasi evakuasi saat bencana tersebut dapat terlihat ketika terjadi bencana gempa bumi berkekuatan 9 Magnitudo mengguncang Jepang dan kemudian diikuti dengan tsunami. 

Sebanyak 3.000 siswa SD dan SMP di Unosumai, Kamaishi, Prefektur Iwate berhasil diselamatkan.Dari 1.000 korban jiwa di Unosomai, hanya lima yang berstatus pelajar.

Bencana alam terjadi bergantian di wilayah Indonesia. Rentetan bencana harus menyadarkan kita pentingnya mewujudkan sistem mitigasi yang tangguh. 

Buruknya mitigasi selama ini diperparah dengan kurangnya edukasi kebencanaan dan tiadanya sistem manajemen krisis yang ideal oleh pemerintah daerah.

Akibatnya beberapa saat setelah terjadi bencana pemerintah daerah menjadi lumpuh dan tidak berdaya menangani dampak bencana. Akibat lemahnya sistem mitigasi pemerintah daerah kehilangan kendali saat terjadi bencana.

Kesadaran global akan kebencanaan semakin meningkat. Kerangka kerja global oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk pengurangan risiko bencana tertuang dalam Kesepakatan Paris (2015). Badan-badan PBB secara total telah mendorong penerapan metode baru.

Dengan metode baru itu langkah mitigasi tidak berhenti hanya sekedar menginformasikan perkiraan semata dan peringatan dini, tetapi juga menghitung potensi keterpaparan dan kerentanan wilayah terdampak. Berbagai aspek diatas tidak bisa dilakukan dengan pengamatan manual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun