Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Selamat Datang Kementerian Kebudayaan, Ayo Songsong Padat Karya Budaya

5 Februari 2024   15:09 Diperbarui: 5 Februari 2024   15:13 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bioskop rakyat Indiskop yang dipelopori Anies Baswedan (sumber : twitter.com/aniesbaswedan)

Selamat Datang Kementerian Kebudayaan, Ayo Songsong Padat Karya Budaya

Perjalanan dari suatu penemuan bukan dengan mencari pemandangan baru, tetapi dengan memiliki "mata baru" (Marcel Proust, Penulis Prancis)

 Anies Baswedan memang memiliki "mata baru" untuk melihat masa depan bangsa yang lebih cerah dan berkeadilan. Gagasan Capres Anies Baswedan untuk membentuk Kementerian Kebudayaan terlepas dari Kementerian lainnya disetujui oleh Capres Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Tuhan menganugerahi "mata baru" dan segudang visi kepada Anies agar negeri zamrud khatulistiwa ini indah pada waktunya. Para budayawan, seniman dan pekerja industri kreatif mesti bersiap diri menyongsong perubahan dan ikut merumuskan portofolio Kementerian baru tersebut.

Jumlah pengangguran di Indonesia cenderung meningkat terus akibat pemutusan hubungan kerja (PHK). Selain itu kondisi lapangan kerja semakin tidak layak. Banyak pekerja seni dan budaya yang nasibnya klontang-klantung tanpa perhatian dari negara.

Pemerintah baru hasil pemilu 2024 perlu membentuk Kementerian Kebudayaan dengan program awal yang menekankan program padat karya budaya untuk pekerja seni, perajin, dan para musisi. Padat karya budaya diarahkan untuk menciptakan karya industri secara massal di setiap entitas pekerja, mulai dari entitas kampung kreatif di daerah hingga organisasi pekerja seni.

Perlu "mata baru" dan strategi baru untuk mengembangkan industri budaya. Mata baru dan strategi baru membutuhkan berbagai macam platform yang relevan dan bisa membantu berbagai bidang pekerja seni. Yang pada akhirnya platform itu bisa menunjang dan meningkatkan monetisasi karya kreatif.

Program padat karya yang sistemik untuk membangun infrastruktur dan pekerjaan umum serta pertanian selama ini sudah dilakukan. Padat karya budaya pada saat ini perlu dilakukan untuk membangkitkan harapan baru dan mencerahkan mentalitas bangsa.

Dalam tataran ekonomi, program padat karya bukanlah sesuatu yang baru. Sayangnya, di negeri ini dari waktu ke waktu program padat karya itu dilaksanakan asal-asalan tanpa disertai perencanaan yang bagus. 

Dalam domain ilmu ekonomi, padat karya biasa disebut dengan konsep labor intensive sebagai lawan dari capital intensive (padat modal). Dalam konteks tersebut, unsur produksi tenaga kerja (labor) dan mesin (capital) secara teoritis dapat saling bersubstitusi.

Program tersebut hendaknya dilakukan secara massal disertai dengan panduan teknis perencanaan yang akurat. Jika program padat karya di masa yang lalu lebih berorientasi pada proses dan bagaimana caranya menghabiskan anggaran secepatnya, maka pada program padat mendatang mesti ditekankan kepada aspek luaran atau output dan efek sosial positif yang berkelanjutan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun