Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Makna Pancasila Sakti Terwujudnya Keadilan Sosial

1 Oktober 2023   12:05 Diperbarui: 1 Oktober 2023   12:06 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monumen Pahlawan Revolusi (sumber gambar : duaistanto.com)

Makna Pancasila Sakti Terwujudnya Keadilan Sosial

Lihatlah ! Semangat dan jiwa para Pahlawan Revolusi tergambar dalam Monumen Lubang Buaya dimana terlihat sosok-sosok pahlawan itu dengan sikap tegar menatap kedepan menunjuk jalan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Perlu reinventing Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober, Reinventing dalam arti menggali kembali nilai-nilai atau makna yang paling esensial dari peringatan hari Kesaktian Pancasila adalah terwujudnya keadilan sosial bagi rakyat Indonesia.

Persoalan krusial bangsa Indonesia kini adalah ketidakmampuan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam era globalisasi. Pemerintah dan elite politik masih kurang totalitas mewujudkan keadilan sosial. Padahal, keadilan sosial merupakan faktor yang sangat krusial pada saat ini. Di masa yang lalu meneguhkan keadilan sosial berarti melawan kolonialisme dan imperialisme. Kini, hal itu tidaklah cukup, karena Indonesia telah masuk dalam pusaran globalisasi yang sangat transformatif.

Tidak ada jalan pintas untuk mewujudkan keadilan sosial. Apalagi jalan untuk mewujudkan keadilan sosial di negeri ini telah dirusak oleh praktik korupsi dan sepak terjang oligarki yang amat serakah menguasai aset negara.

Tak bisa dipungkiri lagi, "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia" yang merupakan Sila Kelima Pancasila adalah bagian penting dari filosofi kenegaraan Indonesia. Dimana dalam sidang BPUPKI Bung Karno menekankan bahwa merdeka bukan hanya dalam arti politik dan teritori, melainkan juga dalam arti sosial dan ekonomi.

Memperingati Pancasila Sakti dari tahun ke tahun banyak rakyat yang bertanya, bisakah keadilan sosial terwujud di negeri ini ? Untuk merespon pertanyaan diatas penulis mengajak menengok bangsa Tiongkok yang jumlah penduduknya mencapai 1,43 miliar jiwa, jauh lebih besar ketimbang jumlah penduduk Indonesia. Padahal, neraca sumber daya alamnya masih di bawah Indonesia. Dunia mengakui bahwa keadilan sosial bagi bangsa Tiongkok hampir terwujud. Hal itu ditandai dengan dinamika kelas menengah yang luar biasa. Peran signifikan untuk mewujudkan keadilan sosial terletak pada 500 juta warga kelas menengah.

Padahal, pada tahun 1990-an Tiongkok masih tergolong miskin dengan produk domestik bruto (PDB) per kapita di bawah US$ 1.000. Bahkan masih banyak penduduk yang berpenghasilan di bawah US$ 300. Kini, wajah keadilan sosial bangsa Tiongkok terlihat dalam angka. Menempatkan negeri itu menjadi pasar terbesar dunia mengalahkan AS. Sungguh hebat, rata-rata pembeli mobil mewah di Tiongkok berusia 39 tahun, sedangkan di AS sudah berusia 53 tahun.

Kini, gaya hidup 1,43 miliar warga Tiongkok telah mempengaruhi roda perekonomian dunia. Tak pelak lagi, semua perusahaan multinasional telah menggantungkan produk-produknya kepada pasar Tiongkok. Jika para pemimpin Cina mampu mewujudkan keadilan sosial bagi rakyatnya, mestinya pemimpin di negeri ini juga bisa. Berbagai masalah yang menjadi halangan dan rintangan untuk mewujudkan keadilan sosial di negeri ini mestinya kita ganyang bersama sebagai musuh bangsa.

Memperingati Hari Kesaktian Pancasila kita wajib mengutip potongan pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945. Yang dengan tegas mengatakan Indonesia Merdeka tidak hanya mengejar politieke democratie (demokrasi politik) saja, tetapi juga memperjuangkan sociale rechtvaardigheid (keadilan sosial).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun