Mohon tunggu...
Toto Sukisno
Toto Sukisno Mohon Tunggu... Auditor - Berlatih Berbagi Sambil Tertatih, Menulis Agar Membaca, Membaca Untuk Memahami

http://bit.ly/3sM4fRx

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Bakti Anak" yang Berekses pada Derita Ibu

8 April 2020   10:35 Diperbarui: 8 April 2020   11:16 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Plong, begitulah perasaan kawan saya karena tandatangan dalam halaman pengesahan (ibarat laporan tugas akhir) telah ia dapatkan, langkah selanjutnya adalah mencari wanita yang bersedia untuk dijadikan teman pendamping dalam hidupnya. Proses pencarian pun segera dilakukan untuk mendapatkan wanita yang cocok sesuai dengan kriterianya. Kurang lebih tiga bulan waktu yang dia butuhkan sampai akhirnya menemukan seorang wanita yang sesuai dengan kriteria dan mau menjadi pendamping hidupnya. 

Pernikahan sederhana pun akhirnya dilakukan yang dihadiri oleh keluarga dekatnya saja. Selesai proses pernikahan, maka kawan saya tadi akhirnya memboyong istrinya ke tempat kostnya (kebetulan tempat kost gratis karena menempati rumah suadara orang tuanya). 

Akhirnya, dengan segala lika-likunya kawan saya berhasil menepati janji untuk menyelesaikan studi program sarjana dengan masa studi kurang lebih satu dekade. Orang tua pun merasa bahagia karena akhirnya sang anak berhasil menyelesaikan jenjang pendidikan sarjananya.

Selepas selesai kuliah, kawan saya sekarang mulai fokus memikirkan bagaimana caranya agar kebutuhan keluarga bisa terpenuhi. Ada satu hal yang menjadi prinsip dalam menjalani hidupnya, yaitu dia tidak mau menjadi pegawai. Oleh karena itu, dia tidak punya niat sama sekali untuk memanfaatkan selembar kertas (ijazah) yang dimiliknya guna mencari pekerjaan. Profesi berjualan pun mulai ditekuni meski tidak istiqomah, dari berjualan minuman sampai berjualan makanan kecil. 

Ditengah kesibukan akan perjuangan untuk mempertahankan kelangsungan hidup keluarga, kedua orang tuanya kini sudah mulai menua khususnya sang ibu mulai sering sakit-sakitan. Sang ibu didiagnosa menderita penyakit skizofrenia (gangguan kejiwaan). Menurut anak-anak yang lain, sang ibu terlalu memikirkan kondisi anak lelakinya (teman saya) yang telah memiliki keluarga tetapi belum mampu untuk mandiri secara ekonomi. 

Kondisi ini diakibatkan sang anak tidak memiliki pekerjaan tetap, sehingga penghasilan untuk mencukupi keluarga pun tidak menentu. Apakah ini yang disebut "bakti anak memiliki ekses derita ibu". Wallohu 'alam. Kisah ini rencana akan saya eksplor lebih mendalam dalam judul yang lain.. Semoga bermanfaat...

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun