Mohon tunggu...
Toto Endargo
Toto Endargo Mohon Tunggu... Peminat Budaya

Catatan dan Pembelajaran Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Babad Wirasaba: Ketika Adipati Wirasaba Terpesona oleh Cahaya - Jaka Kaiman dari Kejawar

11 Agustus 2025   12:00 Diperbarui: 16 Agustus 2025   13:29 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Babad Wirasaba: Ketika Adipati Wirasaba Terpesona oleh Cahaya - Jaka Kaiman dari Kejawar

Oleh: Toto Endargo -- Membaca Babad Wirasaba (12)

Dalam riwayat yang tertulis dalam tembang-tembang Kinanti dan Dhandanggula, terselip sebuah kisah yang memikat dari tanah Wirasaba --- kisah yang menyatukan kekuasaan, mistisisme, dan kebijaksanaan dalam satu malam purnama. Kisah ini menjadi salah satu serpihan penting dari sejarah lokal Banyumas, dan tokoh sentralnya adalah Adipati Warga Utama, penguasa Wirasaba, yang dikenal arif dan disegani.

Warisan dan Kekuatan Wirasaba

Dipati Warga Utama bukanlah sosok sembarangan. Ia adalah bangsawan yang sudah mendapat restu resmi dari Sultan Demak, dan menjadikan tanah Wirasaba sebagai wilayah mandiri yang disegani. Dengan empat orang putra-putrinya, keluarga Dipati Warga Utama tumbuh kuat dan disokong para sentana dan panakawan yang jumlahnya mencapai empat puluh satu orang --- sebuah angka luar biasa untuk ukuran kadipaten.

Kebesaran Wirasaba tidak hanya diukur dari wilayah dan loyalitas rakyatnya, tetapi juga dari keteraturan sistem pemerintahan dan kepekaan sang adipati dalam membaca tanda-tanda alam dan manusia.

Malam Purnama dan Cahaya Ajaib

Pada suatu malam purnama, sebagaimana tertulis dalam pupuh Dhandanggula, Ki Dipati keluar dari dalam dalem menuju pelataran. Pemandangan yang dilihatnya membuatnya terperangah: seluruh pelataran terang benderang seperti disinari cahaya dari langit. Namun sumber cahaya itu ternyata bukan bulan, bukan pula api atau lentera. Cahaya itu memancar dari tubuh seorang bocah panakawan yang sedang tidur di pelataran, sendirian.

Semua panakawan lain terlelap, namun hanya satu yang memancarkan cahaya, yaitu Jaka Kaiman, bocah dari Kejawar, anak angkat Kiai Mranggi. Ia tak sedang tidur di tengah kerumunan, tetapi sendiri, berselimutkan kain bebed yang lusuh --- dan dibuatnya agar esok paginya diketahui siapa yang bebednya telah tersobek. Kejadian itu bukan hanya mengusik rasa penasaran, tapi juga menandai awal takdir baru bagi bocah itu.

Siapakah Jaka Kaiman?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun