Babad Onje: Karanglewas Bukan Kadipaten, Melainkan Cabang Administratif Pasca-Silep Onje
Oleh: Toto Endargo
Di lembah Sungai Klawing, sejarah Onje mencatat perubahan besar ketika babad menulis kalimat pendek namun tajam:
"...ingkang punika silep Kabupaten ing Onje."
Dengan satu kata silep, status kadipaten Onje hilang. Namun cerita tidak berhenti di situ. Sebuah pusat baru dibentuk di Karanglewas, bukan sebagai kadipaten penuh, melainkan cabang administrasi untuk mengelola Onje dan wilayah sekitarnya.
Tidak Ada Jejak Kadipaten
Hingga kini, Karanglewas tidak menyimpan situs khas kadipaten:
- Tidak ditemukan alun-alun sebagai pusat ruang publik.
- Tidak ada masjid agung yang biasa berdampingan dengan alun-alun.
- Toponimi seperti Pungkuran, Brubahan, dan Kauman hanya menunjukkan bekas permukiman pejabat dan aktivitas administratif, bukan pusat kekuasaan penuh.
Hal ini menandakan Karanglewas sejak awal bukanlah kadipaten, melainkan titik pengelolaan wilayah.
Jalur Pamerden--Karanglewas--Purbalingga
Setelah silep, naskah menyebut pejabat-pejabat baru yang memegang Onje:
- Ngabehi Dhenok (Dipayuda I) -- dari Pamerden.
- Ngabehi Gabug (Dipayuda II) -- juga dari Pamerden.
- Ngabehi Cakrayuda -- dari Toyamas/Banyumas.
- Ngabehi Dipayuda III/Arsayuda -- dari Pagendholan, menantu Tumenggung Yudanegara III.