Menemukan Cirebon dalam Simbol: Ganesha dan Perjalanan KebijaksanaanÂ
Museum Keraton Kasepuhan Cirebon menyimpan bukan hanya benda-benda lama, tetapi juga jejak pemikiran, spiritualitas, dan filosofi hidup masyarakat Cirebon dari masa ke masa. Di antara koleksi unik yang patut diselami maknanya adalah dua patung Ganesha --- keduanya membawa simbol dan pesan yang jauh melampaui bentuk fisiknya. Mari kita mulai perjalanan ini tidak hanya dengan mata, tapi juga dengan hati dan rasa ingin tahu yang tajam.
Ganesha Merah: Kaligrafi di Tubuh GajahÂ
Terbuat dari kayu, relief ini pada pandangan pertama tampak seperti Ganesha biasa --- manusia berkepala gajah dengan empat tangan. Namun bila diamati seksama, bentuk tubuhnya sejatinya adalah kaligrafi Arab, tampaknya berupa dua kalimat syahadat dan lafaz "Allah". Sebuah wujud seni yang tidak biasa.
Simbol Sinkretisme CirebonÂ
Di sinilah keunikan budaya Cirebon berbicara. Patung ini adalah bukti hidup dari sinkretisme --- percampuran harmonis antara kepercayaan Hindu masa lalu dengan ajaran Islam yang datang kemudian. Cirebon, sebagai pelabuhan niaga dan titik temu budaya sejak abad ke-15, memelihara cara pandang yang terbuka, adaptif, dan mendalam.
Warna merah bukan sekadar warna. Dalam khazanah Cirebon, merah bisa berarti semangat, keberanian, bahkan roh yang kuat. Sementara tangan Ganesha yang memegang benda melingkar (seperti kompas) dan gada, adalah isyarat akan penguasaan arah dan kekuatan --- ia tidak hanya menempuh jalan, tapi juga menuntun.
Berjalan di Atas SamudraÂ
Telapak kaki berbentuk riak air dan tanduk ayam jago memperkaya simbolisme ini: Ganesha Merah bukan tokoh diam. Ia sedang bergerak di atas samudra --- lambang dunia yang luas, penuh gelombang, penuh tantangan --- tapi dilalui dengan mantap oleh sang pejalan spiritual.