Perbandingan dengan Basa "Wetanan"
Dalam basa "wetanan" (bahasa Jawa yang lebih halus dan baku), "lah" justru lebih sering digunakan di awal kalimat sebagai kata pengantar, bukan sebagai penegas di akhir kalimat.
Contoh dalam basa "wetanan":
- Lah, mbok aja ngono kuwi! (Lah, jangan begitu!)
- Lah, ya ngono iku, bapakmu! (Lah, memang begitu, ayahmu!)
Bahkan dalam bahasa pewayangan, "lah" digunakan sebagai pengantar untuk menyatakan sesuatu yang penting atau resmi.
Contoh dalam bahasa pewayangan:
- Lah, punika warninipun narendra saking Negari Pageralun! (Lah, inilah penampilan sang raja dari Negeri Pageralun!)
Warisan Bahasa yang Harus Dijaga
Dialek Banyumas, termasuk penggunaan "lah", adalah bagian dari identitas budaya yang unik. Banyak orang berpegang pada moto "Ora ngapak ora kepenak", yang mencerminkan kebanggaan mereka terhadap bahasa dan budaya Banyumas. Keunikan ini patut kita lestarikan agar tidak luntur oleh perkembangan zaman.
Salam, Toto Endargo
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI