Mohon tunggu...
Toto Endargo
Toto Endargo Mohon Tunggu... Peminat Budaya

Catatan dan Pembelajaran Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Wangsalan Lokal Banyumasan di Gendhing Kembang Glepang

14 Maret 2025   12:30 Diperbarui: 14 Maret 2025   12:19 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wangsalan di Kembang Glepang - ChatGPT AI

Mengenal Wangsalan Lokal Banyumasan di Gendhing Kembang Glepang

Masyarakat Jawa memiliki kekayaan budaya, bahasa, dan sastra yang luas serta berpengaruh. Banyak pihak memperhatikannya, baik secara ilmiah maupun non-ilmiah. Mereka menikmati, bahkan terkadang ingin memilikinya.

Seharusnya, setiap warga Jawa memiliki kehendak untuk melestarikan budaya sastra warisan leluhur secara positif. Para pecinta Bahasa Jawa, terutama para guru Bahasa Jawa, tentu sudah sangat familiar dengan istilah "Wangsalan."

Apa Itu Wangsalan?

Wangsalan adalah bentuk sastra tutur yang menyerupai pantun, di mana kata-kata dalam sampiran berupa teka-teki yang pada akhirnya dijawab sendiri dalam isi. Kata-kata yang digunakan dalam wangsalan tidak sama persis, tetapi memiliki kemiripan yang erat. Wangsalan dapat berbentuk satu baris, dua baris, atau bahkan berbentuk tembang.

Secara struktur, wangsalan mirip dengan pantun yang terdiri dari sampiran (teka-teki) dan isi (jawaban). Perbedaannya terletak pada fokusnya: pantun lebih menekankan sajak akhir, sedangkan wangsalan mengutamakan makna kata serta sajak akhirnya.

Wangsalan Banyumasan

Dalam artikel ini, istilah "lokal" merujuk pada wilayah Banyumas. Ternyata, dalam budaya sastra Banyumas, terdapat bentuk wangsalan yang khas dan berbeda dari daerah lain. Sayangnya, bentuk wangsalan ini belum banyak diteliti atau dibahas secara khusus.

Secara umum, wangsalan yang sering diajarkan dan ditemui adalah produk dari wilayah Surakarta dan Yogyakarta. Berikut adalah beberapa contoh wangsalan umum:

Contoh 1: Kolik priya, Priyagung Anjani putra Tuhu eman, wong anom wedi kangelan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun