Majas antithesis: menyampaikan satu pernyataan yang kebalikannya, serta-merta, segera disampaikan, contohnya: "Kau tanya, aku menjawab", kata tanya berkebalikkan dengan jawab; "Kamu minta, aku berikan" kata meminta berkebalikkan dengan memberi; "Ku bicara, kamu yang diam" kata bicara berkebalikkan dengan diam; "Ku mendekat, kamu menghindar" kata mendekat berkebalikkan dengan menghindar.
Majas repetisi: mengulang-ulang kata, yaitu kata kamu dan kata aku, contohnya: Kau..., aku; ------> Kamu..., aku...; '; Ku..., kamu...; '------> Ku..., kamu....".
Dan juga mengulang kalimat secara paralel. "Kau tanya, aku menjawab, kamu minta, aku berikan, Ku sayangi kamu";Â paralel dengan; "Ku bicara, kamu yang diam, ku mendekat, kamu menghindar, Separah inikah kamu dan aku"; juga paralel dengan; "Kamu hilang, aku menghilang, semua hilang yang tak kukira, jangan tanya lagi, tanya mengapa".
Majas klimaks: Majas klimaks dalam lagu ini adalah saat mengungkapkan keadaan yang dirasakan semakin lama semakin parah. Di awali dengan "Kau tanya", lalu meningkat menjadi "Kamu minta". Di awali dari "bicara", meningkat menjadi "mendekat".
Majas paradox: Majas paradoks saat mengungkapkan hal yang didapat dan dirasakan tidak seperti yang diharapkan. Istilahnya kiriman tidak sesuai dengan pesanan!
-(1). Bagaimana bisa aku tak ada di setiapmu melihat? Sementara ku ada; (2). Bagaimana bisa kamu lupakan? Yang tak mungkin dilupakan, (3) Aku selalu cinta. Tapi kamu tidak! Tapi kamu tidak! Tapi kamu tidak!
Khusus untuk kalimat, "Bagaimana bisa, aku tak ada di setiapmu melihat? Sementara ku ada". Kalimat yang unik dan istimewa. Sesungguhnya ingin mengungkapkan rasa herannya terhadap sikap si pria dalam bentuk tanya. "Bagaimana bisa? Setiap kali kau bercerita, kau katakan bahwa aku tak ada dalam peristiwa itu, padahal kau melihat aku. Sementara aku jelas-jelas ada disitu, dan kau melihatku!"
Unik dan istimewa karena dengan berani memendekkan kalimat yang panjang, menjadi singkat agar sesuai dengan kebutuhan ketukan lagu. "Bagaimana bisa, aku selalu tidak terlihat olehmu, sementara aku ada disana!" menjadi: Bagaimana bisa, aku tak ada di setiapmu melihat? Sementara ku ada". Rasanya, untuk dapat mencerna maksud kalimat ini orang harus sedikit berpikir lebih dulu.
Majas Anti klimaks; Â Anti klimaks yang parah terjadi di akhir lagu. "Aku selalu cinta. Tapi kamu tidak! Tapi kamu tidak! Tapi kamu tidak!" Â Berulang-ulang mengatakan, "Tapi kamu tidak!" menekankan bahwa cintanya benar-benar ditolak dan si wanita sangat kecewa.
Kesimpulan Simpel
Demikian sebuah komparasi dari dua lagu ditinjau dari beberapa sudut. Sangat tidak valid apa yang tertulis di sini. Namun kiranya dapat dijadikan renungan bahwa lirik lagu yang diciptakan tahun 1950-an dengan tahun 2010-an, sudah jauh berbeda.
Perilaku dan cara menyampaikan isi hati sudah jauh berbeda. Nuansa budaya hubungan pria dan wanita juga jauh berbeda. Eksplorasi menuju nilai sastra yang beretika dalam berbahasa juga jauh berbeda.