Mohon tunggu...
Toto Ariko
Toto Ariko Mohon Tunggu... Penyiar Radio, Tour Guide, Guru dan Staf Tata Usaha -

Alam adalah sekolahku

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kita Orang Indonesia Bukan Undonesia, Oleh karena itu sebarkanlah semangatmu maka kamu akan merubah duniamu.."Rupiah adalah Raja dalam Duniaku"

1 Desember 2014   16:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:21 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1417413677980337033


Hari ini burung burung berkicau seperti menunjukkan isyarat bahwa diri ini sedang kacau. Dan banyak aktifitas yang seharusnya dikerjakan, namun karena tak punya rupiah semuanya jadi buyar berkeliaran. Tak tahu arah dan tak tahu tujuan melangkah kemanakah  ini yang disebut dengan sebuah pikiran.

Sebut saja diriku sedang dilanda kegalauan. Dan semua ini bermuara karena rupiah yang menjadi sebuah incaran kebutuhan. Oh Tuhan seandainya aku dapat memilih aku tak kan memilih jalan ini. Hidup lontang lanting bagai pohon tanpa ranting. Kemana mana butuh pendamping, yaitu pepohonan yang lain lain. Memang, saya pun mengerti pada dasarnya bahwa kita tak bisa hidup tanpa orang lain. Namun apa bisa dikata bila harapan dan keadaan tak pernah bisa sejalan. Dan karena ada banyak jalan seperti pepatah banyak orang katakan, maka itulah yang menjadi sebuah pegangan, hidup harus tetap semangat, terima apa adanya, berjuang dan terus melangkah.

Tak heran bila kita menemui sebuah lorong kehampaan terhadap rupiah. Semua jadi serba tak tahu arah, menuju kekanan salah, kekiri salah dan kebelakang pun juga salah. Pilihan satu satunya, yaitu tetap melangkah kedepan dan terus selalu berusaha untuk tetap dalam ketegaran. Semua ibarat terkikis sembilu, sedikit demi sedikit namun tetap terasa sakit. Seperti itulah sebuah ibarat jika kita sedang tak mempunyai yang namanya rupiah namun harus tetap tegar karena hidup memang sebuah perjuangan.

Inilah kisahku bersama rupiah. Rupiah menjadi raja dalam duniaku, dan rupiah  menguasai perjuangan dalam hidupku. Aku tanpa rupiah bagaikan butiran butiran debu. Di akhir ini penuh kelabu, hingga menjadikan aku rapuh tak tahu jalan untuk memilih arah yang mana untuk menuju pulang. Yang ada hanya aku dan seribu benang emas didalam pikiran yang sedang melandaku.

Mampu hidup tanpa rupiah itu salah dan rupiah menjadi segala galanya itupun juga salah. Tak punya rupiah memang menjadikan saya seperti sosok butiran butiran debu, namun bukan berarti langkah langkah saya harus terhenti. Karena satu langkah perjuangan kita akan membawa dampak seribu perubahan untuk masa depan. Maju terus dan terus melangkah, itu adalah motto hidup saya. Dan kita adalah orang Indonesia yang terus maju kemudian melangkah dan bukan orang Undonesia yang majunya itu berputar balik kebelakang tanpa arah. Berjuang untuk Indonesia karena saya  sangat mencintai negara saya.


Berbicara mengenai Indonesia, inilah yang menjadi semangat saya. Inilah yang membuat saya terus ingin melangkah, yaitu ketika saya melihat kebawah. Masih banyak orang orang Indonesia yang berada dibawah dan mereka selalu berjuang gigih demi sebuah harapan masa depan. Dan mereka menjadi topik yang selalu menggebu gebu didiri saya, saya harus bisa mempunyai semangat seperti mereka. Mereka adalah jendelanya dunia dan mataharinya bangsa. Demi yang namanya rupiah mereka tak kenal lelah dan terus sedia untuk terus bersinar bersama negara.

Memang pada dasarnya, mau makan kita butuh rupiah, mau minum kita butuh rupiah dan beraktifitaspun kita membutuhkan rupiah, inilah incaran dunia. Dan saya tanpa rupiah, ini sangat sering di jalani. Saya adalah seorang mahasiswa yang tinggal jauh denga kedua orangtua. Membutuhkan uang itu sudah menjadi pasti, untuk kuliah, untuk sewah tempat tinggal, untuk biaya makan, minum dan sebagainya. Namun saya tak pernah menuntut kepada orangtua bahwa saya harus mempunyai rupiah sedemikian yang saya harapkan untuk memenuhi kebutuhan, karena saya tahu orangtua jauh lebih membutuhkan hal tersebut dibandingkan dengan saya. Jadi itulah mengapa alasan saya, bahwa saya menerima apa adanya dan terus melangkah meskipun terkadang nasi putih menjadi cukup untuk saya. Dan tak pernah menyerah menjadikan hidup saya jauh terasa indah meski terkadang hidup tanpa rupiah dan penuh derah air, baik dari air keringat maupun bola bola bening kedua mata. Terus semangat dan terus bergerak cepat karena dunia terlalu singkat untuk melakukan suatu pemborosan...

Melalui kisah perjuangan hidup yang  sering tanpa rupiah ini, besar harapkan agar tulisan ini bisa membuka mata hati, pikiran dan perasaan pembaca bahwa hidup ini indah bila kita jalani tanpa ada kata menyerah dan terus melangkah, karena hidup kita seolah olah tak punya beban jika kita memuncakkan diri seperti demikian. Ingat bahwa kita adalah orang Indonesia dan bukan Undonesia. Jadi teruslah bergerak cepat dan rubah lah semangatmu maka kamu akan merubah dunia..

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun