Hampir seluruh warga Indonesia tahu sinetron 'Si Doel Anak Sekolahan' yang dibintangi dan disutradarai oleh aktor lima zaman Rano Karno. Sinetron tersebut begitu dicintai dan selalu dinantikan episode berikut oleh para pemirsanya. Bahkan setelah sekian tahun tidak produksi, pemirsa masih menantikan kelanjutan kisah cinta segitiga antara Si Doel, Sarah dan Zaenab. Untuk mengobati rasa penasaran pemirsa, akhirnya Rano Karno memproduksi versi Film Layar Lebar.
Ada misi kuat dalam sinetron panjang Si Doel Anak Sekolahan dan dua episode film layar lebar tersebut. Rano Karno membawa misi kebudayaan dengan mempopulerkan bahasa melayu betawi dalam setiap adegan dialog keluarga Si Doel. Siaran sinetron yang tayang secara nasional tersebut secara otomatis membuat bahasa melayu betawi disaksikan dan semakin akrab ditelinga masyarakat Indonesia.
Dialog-dialog antara Mandra, Doel, Nyak, Babe, dan Atun paling sering menggunakan bahasa betawi melayu yang cukup menghibur karena keunikannya. Sampai akhirnya secara perlahan namun sangat terasa pengaruhnya, sinetron Si Doel Anak Sekolahan telah berhasil mempopulerkan bahasa melayu betawi di tanah Jakarta maupun di berbagai wilayah di Indonesia.
Kisah ini mengingatkan akan kehadiran Kang Dedi Mulyadi alias Bapak Aing, yang selalu bangga pada budaya dan bahasa leluhurnya. Berbeda dengan Rano Karno, Kang Dedi Mulyady atau populer disingkat KDM, mempopulerkan budaya dan bahasa sunda lewat Konten Kreatif. Akhir-akhir ini kita bisa menyaksikan dan merasakan bagaimana media sosial seperti Youtube, Facebook, Instagram, Tik Tok, dan sebagainya, didominasi oleh konten Bapak Aing.
Sosok KDM yang merakyat dan bersahaja, serta selalu bisa peka terhadap orang-orang yang kesulitan, menjadi daya tarik yang menambah masyarakat Indonesia semakin ingin terus mengikuti perkembangan tayangan-tayangan KDM. Kemunculan sosok Egi yang polos jujur dan berani, membuat suasana konten-konten KDM makin hidup karena sisi humor yang memberikan tontonan menghibur masyarakat.
Namun dibalik sisi tayangan yang menghibur, kita semua sesungguhnya sedang diperkenalkan atau diakrabkan dengan bahasa sunda yang sangat kental digunakan sehari-hari oleh KDM dan Saprol PP Egi. KDM tidak membuat sinetron dan film yang mahal, KDM hanya lewat konten tentang kisah kehidupan sehari-hari, namun banyak sekali tayangannya yang viral dan memberikan pengaruh luar biasa secara luas di tengah masyarakat.
Gen Z seakan hanya mengenal satu gubernur saja di Indonesia, yaitu KDM. Meski cukup populer secara ketokohan, namun masyarakat Indonesia diluar sunda, masih sedikit sulit memahami berbagai istilah dalam bahasa sunda yang dipopulerkan oleh KDM. Barangkali sebagai masukan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat harus memperbanyak produksi kamus bahasa sunda agar bisa diakses oleh masyarakat luas, atau memperbayak penerbitan cerita-cerita sastra berbahasa sunda agar masyarakat luas lebih dekat dan akrab dengan bahasa sunda.
Langkah KDM dan Rano Karno adalah hal luar biasa. Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menjaga dan merawat warisan budayanya, selain menghormati para pahlawan dan leluhurnya. Namun bahasa adalah bagian terpenting dalam kebudayaan. Kekayaan nusantara akan warisan ratusan bahasa daerah perlu terus dilestarikan dan dipopulerkan. Langkah KDM dan Rano Karno, bisa menjadi contoh agar kepala daerah juga punya tanggung jawab besar menjaga nilai-nilai budaya daerahnya, selalin membangun dan mensejahterakan warganya.
***
Kukusan Depok, 11 Oktober 2025Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI