Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

11 Ribu Langkah untuk Berburu Spot Instagramable dan Bersejarah di Kota Hujan Bogor

3 Juni 2018   22:04 Diperbarui: 4 Juni 2018   19:33 1344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Hanekerek atau gereja ayam (dokumentasi pribadi)

Dahulunya Istana Bogor mencakup Kebun Raya Bogor, namun pada tahun 1817 dengan kepentingan penelitian ilmu botani akhirnya Kebun Raya Bogor pun bukan lagi bagian dari Istana Bogor.

Soal bangunan bersejarah, Bogor memang juara banget deh, belum lagi trotoar kota Bogor yang dibikin lebar dan dilengkapi bangku-bangku beton untuk istirahat para pejalan kaki, di sini pula kita bisa membidikan kamera untuk mendapatkan gambar-gambar yang instagrammable.

Dari Gereja Ayam Hingga Vihara Dhanagun, Spot Cantik Tak Ada Habisnya

 Hanekerek atau gereja ayam (dokumentasi pribadi)
 Hanekerek atau gereja ayam (dokumentasi pribadi)
Mentari mulai condong ke arah barat, rombongan KOTEKA tampaknya belum lelah untuk menyusuri kota Bogor yang dulu bernama Buitenzorg dan mempunyai makna tanpa kecemasan. Ada spot cakep yang sayang untuk dilewatkan begitu saja, yup sebuah bangunan gereja Zebaoth yang terletak di Jalan Juanda Nomor 3 Kelurahan Paledang Kecamatan Bogor Tengah, bangunan ini termasuk dalam situs cagar budaya yang di lindungi berdasarkan UU Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya.

Bila kompasianer ngeh dengan gereja ayam di film Ada Apa Dengan Cinta 2 di daerah Magelang, di Bogor pun ada kok gereja ayam, di gereja ini terdapat patung ayam yang terbuat dari besi, masyarakat sekitar gereja menjuluki tempat ini sebagai Hanekerk atau Gereja Ayam. Seperti bangunan lazimnya di era kolonial yang berciri bangunan menjulang dan kokoh di sertai pintu dan jendela yang serba lebar.

Gereja Zebaoth didirikan pada tahun 1920 dan fungsi awalnya adalah rumah untuk kediaman gubernur jenderal Belanda yang kala itu menjajah nusantara, pada tahun 1948 bangunan dialihkan kepada GPIB Bogor, pada tahun 1985 penamaan gereja berubah menjadi GPIB Zebaoth. 


Widih memang kota Bogor juara banget deh untuk soal bangunan kunonya, keren deh. Setelah itu rombongan menuju BTM, sebuah mal yang berada di Kota Bogor dan sekaligus tempat ketemuan dengan Mbak Ignas dan Mbak Anna yang lebih dulu tiba.

Dari jarak sepelemparan batu, pemandu wisata mengajak rombongan KOTEKA Kompasiana menuju Museum Tanah, sayang sekali ternyata museum di hari libur tutup, menurut pemadu wisata bahwa museum ini didirikan tahun 1905, didalam museum tersimpan berbagai jenis tanah yang ada di Indonesia, hmm kayaknya seru ya tapi apa boleh buat berhubung Laboratarium Voor Agrogeologie En Grond Onderzoek nggak beroperasi, rombongan pun hanya bisa puas berwefie ria dengan latar belakang museum.

Destinasi terakhir yang dikunjungi adalah Vihara Dhanagun yang terletak di jalan Suryakencana Nomor 1, Babakan Pasar Bogor Tengah. Jalan Suryakencana termasuk jalan yang cukup tua karena di bangun saat gubernur jenderal Daendels membangun poros jalan Anyer Panarukan. 

Nah Vihara Dhanagun inilah terletak di jalan yang legendaris itu, melewati jalanan di Suryakencana kita mesti hati-hati karena padatnya lalu lintas.

Suasana di dalam vihara Dhanagun (dokumentasi pribadi)
Suasana di dalam vihara Dhanagun (dokumentasi pribadi)
Vihara Dhanagun termasuk bangunan cagar budaya yang dilindungi Pemkot Bogor, vihara ini pula yang merupakan tempat ibadah pertama ummat Budha di kota Bogor. Namun tempat ini juga merupakan tempat ibadah untuk kalangan Taoisme dan juga Konghucu, sebuah bukti kerukunan antar umat beragama di kota hujan. Nuansa kota pecinan sangat terasa di sini dan konon vihara ini telah berusia 300 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun