Mohon tunggu...
W.K. Faizin Ahzani
W.K. Faizin Ahzani Mohon Tunggu... -

Humble

Selanjutnya

Tutup

Money

Mungkinkah ASEAN Sanggup Melawan Uni Eropa dalam Bidang Ekonomi?

21 Maret 2019   20:54 Diperbarui: 21 Maret 2019   21:14 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Jika di lihat dari kondisi sekarang dengan posisi negara-negara Asia Tenggara yang terhimpun dalam ASEAN tampak sedikit sulit. Mengingat dalam 5 tahun terakhir hanya 3 negara yang dapat dikatakan maju dan sisanya masih masuk dalam kategori berkembang. Banyaknya sumber daya alam yang belum dapat dikelola secara maksimal dan juga rata-rata pendapatan per kapita yang kecil menyebabkan negara-negara dalam kawasan ini terlihat tertinggal jika dibandingkan dengan wilayah EU.

Dengan kondisi EU yang memiliki pendapatan per kapita rata-rata di atas 20.000 USD setiap tahunnya. Dipastikan sangat sulit bagi ASEAN jika ingin menandingi perekonomian Uni Eropa. Namun apakah tidak mungkin?

Fakta yang umum diketahui saat ini adalah terdapat salah satu negara di Uni Eropa yang mengalami permasalahan moneter bahkan hampir terancam bangkrut, Yunani merupakan negara yang memiliki pendapatan per kapita di atas 20.000 USD hingga saat ini. Namun hutang yang dimiliki hingga pada tahun 2015 mencapai 117,4 persen dari GDP yang dimiliki (Kompas.com, 2017). Hal itu ternyata berdampak pada ekonomi regional dari Uni Eropa.

Jika dilihat dari grafik GDP per kapita regional, tercatat terjadi penurunan pada tahun 2009 akibat penurunan ekonomi Yunani dan ketidak stabilan ekonomi EU pada tahun 2009 hingga 2015 (IMF.org, 2018). Ditambah lagi krisis ekonomi tidak hanya menimpa Yunani saja, melainkan juga diderita oleh Italia.

"Italia adalah salah satu negara pengutang terbesar di dunia ... Italia memiliki tingkat pengangguran 11% dan ekonomi Italia saat ini masih lebih rendah daripada pada tahun 2007, sedangkan sebagian besar ekonomi utama telah pulih. Jadi, jelas ada sejumlah persyaratan untuk reformasi struktural dan mendapatkan kembali kepercayaan diri," ujar Mouhammed Choukeir, (2018) (Franedya, 2018 dalam cnbcindonesia.com).

Dengan kondisi tersebut ditakutkan Italia mengambil langkah yang sama dengan Inggris untuk keluar dari EU. Jika hal itu terjadi, bukan hanya memengaruhi stabilitas ekonomi kawasan tersebut saja melainkan juga dapat memengaruhi stabilitas politik kawasan tersebut.

Momen ini yang harus dimanfaatkan oleh ASEAN untuk memperbaiki ekonomi negara-negara di dalamnya. Di sisi lain ASEAN juga mendapat catatan positif dengan pertumbuhan ekonomi kawasan yang masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan EU. Tercatat rata-rata pertumbuhan pada 5 tahun terakhir adalah sebesar 4.96 persen bagi ASEAN dan 2.24 persen bagi EU. Ditambah lagi perekonomian Asia saat ini telah menguat dan semakin kuat.

Tercatat pada tahun ini walau terjadi penurunan dalam 5 tahun terakhir, namun China tetap berada pada titik yang cukup tinggi yaitu 7.8 persen dan India yang berada pada titik 6.4 persen pada tahun ini. Menjadikan benua Asia berada pada titik 5.9 persen, sangat jauh jika dibandingkan dengan benua Eropa yang hanya berada pada titik 0.6 persen pada pertumbuhan ekonomi kawasan (GDP) (IMF.org, 2018). Dengan kondisi pertumbuhan ekonomi Asia yang sangat unggul terhadap Eropa, sangat memungkinkan bagi ASEAN untuk menjalin kerja sama dengan negara-negara Asia demi meningkatkan ekonomi regional.

Terdapat kemungkinan yang sangat mungkin untuk diambil oleh ASEAN dalam bersaing dengan EU dalam bidang ekonomi. Bekerja sama bersama negara-negara di Asia dengan memanfaatkan momentum positif pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia sebesar 5.9 persen per oktober tahun 2018.

Kawasan Asia Tenggara dapat melakukan peminjaman hutang atau kerja sama bilateral dengan negara-negara yang sedang surplus ekonomi seperti India dan China.

Kemudian berfokus dalam membangun ekonomi di masing-masing negara ASEAN dengan tujuan pertumbuhan daya beli masyarakat dan peningkatan GDP sebesar 10.000 USD. Sehingga dengan strategi demikian bukan tidak mungkin bagi ASEAN bersaing dengan EU dalam bidang ekonomi atau bahkan memiliki mata uang tersendiri sebagai 'tiket masuk' dalam setiap perdagangan yang dilakukan di ASEAN=

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun