Mohon tunggu...
Topeng
Topeng Mohon Tunggu... -

Seorang Pria Bertopeng, suka berteman dan cinta damai....\r\nsalam tertawa bahagia ... hahahahahahahahahahahahahahaha...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aburizal Bakrie, dari Lumpur Lapindo menjadi Superhero?

21 Juni 2012   06:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:42 1544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pagi-pagi, teman si Topeng yang menjadi dosen, sudah berada di kamarnya. Seperti biasa, sang teman langsung tancap gas untuk mengajaknya ngobrol.

Peng, siapa PAHLAWAN terbesar sepanjang sejarah Indonesia?

BUNG KARNO.

Salah! ABURIZAL BAKRIE tauuu...

Ah, masa sih...

Peng, siapa tokoh berpengaruh yang paling DERMAWAN di jagat raya sepanjang abad ini?

Meneketehe....

ABURIZAL BAKRIE tauuu...

Lha, bagaimana ceritanya?

Hahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahaha......

Peng.. Peng... Bodoh kok kamu pelihara. Makanya, kamu harus rajin ikuti berita di TV, baca koran, atau baca di internet.

Tuh, tanggal 1 Juli nanti, oleh Partai Golkar, Aburizal Bakrie atau Ical, akan ditetapkan secara resmi sebagai Calon Presiden (Capres) RI pada Pemilu 2014.

Prok.. prok.. prok...!!! Bung Ical, memang hebat! Lha, dimana letak pahlawan dan dermawannya Bung Ical?

Letaknya, ya di mana lagi, kalau bukan di Lumpur Lapindo.

Peng, dari bencana Lumpur Lapindo, Ketua Umum Golkar itu berharap bisa menjadi pahlawan yang sangat dermawan.

Bayangkan, Peng. Lumpur Lapindo nyembur, tuh bukan salah perusahaan milik Ical. Katanya, tuh fenomena alam, akibat peristiwa gempa bumi yang terjadi dua hari sebelumnya di daerah Jogja.

Hebatnya, meski Ical mengaku tidak bersalah, tapi dia masih mau mengeluarkan uang yang katanya mencapai triliunan rupiah.

Padahal, katanya lagi, di saat pemerintah belum melakukan apa-apa, dan di saat mitranya (Medco dan Santos) lari dari tanggung jawab, cuma keluarga Bakrie yang bersedia bertanggung jawab. Benar-benar sang pahlawan.

Dia selalu bilang ke mana-mana, bahwa keluarga besar Bakrie sudah habiskan uang lebih dari Rp 9 triliun untuk musibah Lumpur Lapindo. Dia sih selalu bilang, Lumpur Sidoarjo. Hebat, bukan?

Mana ada, orang lain yang merasa tidak bersalah, mau mengeluarkan uang sebesar itu, yang konon katanya atas permintaan almarhum ibunya yang tercinta.

Luar biasa, Bung Ical! Pantas saja, dia begitu pede untuk menjadi Capres. SUPERHERO yang DERMAWAN. Prok.. prok.. prok..!!!

Hahahahahahahahahahahahahahahahahaahahahahahahahahaha....

GUSTI ALLAH ORA SARE, Peng.

Maksudnya?

Logika hukumnya, kalau negara mengharuskan Lapindo Brantas Inc. membayar ganti rugi, tuh artinya negara mengakui adanya kesalahan pada perusahaan migas yang tercatat di Delaware, negara bagian di pesisir Pasifik, Amerika Serikat itu.

Negeri ini aneh, perusahaan swasta yang berbuat salah, eh malah negara yang ikut menanggung kerugiannya. Tahun 2012, sudah Rp 7,1 triliin lebih dana APBN terkuras, atau lebih dari Rp 9,6 triliun pada 2014. Entah berapa lagi, dana APBN harus diporoti.

Itu, belum termasuk kerugian lain, secara sosial, ekonomi, dan lingkungan sebagai akibat langsung dan tak langsung dari Lumpur Lapindo yang menurut kajian para ahli bisa mencapai lebih dari Rp 32 triliun. Pastinya, lewat tuh skandal Century yang Rp 6,7 triliun.

Jadi?

Peng, cuma WONG GENDENG yang bilang semburan Lumpur Lapindo tuh fenomena alam, akibat gempa bumi. Getaran gempa yang terasa di sekitar Porong hanya sebesar 2 MMI saja, atau tak bedanya getaran akibat truk besar lewat. Kalau tidak, maka akan ada kerusakan bangunan yang parah di daerah sekitar Sidoarjo, Malang dan Surabaya.

Ada operational default, atau kesalahan prosedur operasional yang dilakukan oleh Lapindo, secara disengaja dan terus berlangsung secara berulang. Coba cek audit BPK tahun 2007, atau cek drilling report saat hari peristiwa semburan Lumpur Lapindo itu mula-mula terjadi.

Tuh jelas, Peng. Ada kesalahan operator pengeboran yang kurang berpengalaman, yang karena alasan berhemat, secara sengaja tidak memasang cassing atau selubung baja sejak pengeboranmelewati kedalaman 3.580 kaki, hingga terakhir pada kedalaman 9.297 kaki. Wong, pihak Medco, perusahaan migas milik Arifin Panigoro, salah satu pemegang saham Lapindo, juga bilang begitu.

PT. Energy Mega Persada (EMP), perusahaan milik grup Bakrie, yang memiliki saham mayoritas di Lapindo, ternyata enggak berani tuh melanjutkan sengketa dengan Medco di pengadilan arbitrase internasional, Amerika Serikat Kalau memang yakin, katakanlah penyebabnya gempa bumi, pasti mereka lanjut dong di pengadilan itu.

Ternyata, EMP memilih damai dengan Medco. Tuntutan EMP terhadap Medco agar ikut membayar penanggulangan Lumpur Lapindo sebesar 1,4 juta dollar AS dibatalkan. Gantinya, saham Medco dibeli oleh anak perusahaan Bakrie lainnya senilai hanya 500 (lima ratus) dollar AS saja.

Perjanjiannya, Medco dibebaskan dari segala kewajiban pembayaran atas Lumpur Lapindo, dengan catatan Medco tidak boleh mengungkit lagi masalah tersebut ke publik. Hebat, bukan? Hahahahahahahahahahahahaha.....

Coba saja cek, meski Ical dan anak buahnya koar-koar, menuding Medco tidak mau bertanggung jawab dalam penanganan Lumpur Lapindo, dipastikan pihak Medco tidak akan melakukan klarifikasi. Mereka, sudah tau sama tau bro...

Hahahahahahahahahahahahahahaha....

Terus, kenapa SBY mau mengikuti saja?

Ada KLEPTOKORPORATOKRASI, Peng. Pemilik modal dan pemilik kuasa bertemu dan bekerja sama, lalu rampok uang rakyat dengan nikmat, secara “legal”.

Kok, bisa terjadi?

Ada politik balas budi. Ada politik saling sandera. Ada politik saling menutupi, terus kalau bisa, berusaha untuk melanggengkannya. Kalo bisa, untuk selama-lamanya.... demi KEKUASAAN.. dan UANG.

Jadi, kalo Ical mau jadi Capres... maka Cawapresnya diprediksi akan diserahkan pada pilihan SBY. Bisa Pramono Edhie Wibowo, atau bahkan Ibas sekalipun. Pastinya, bukan Anas, bro, agar bisa.... LANJUTKAN! Hahahahahahahahahahahahahahahahahaha......

Terus..

Sudah cukup, Peng. Entar, ada yang bilang POLITISASI. Dibilang lagi, tidak peduli atas nasib warga yang menjadi korban Lumpur Lapindo.

Kata mereka, warga tuh enggak peduli uang dari mana. Mau uang dari Bakrie, uang dari APBN, dari setan, jin, iblis atau siluman. Yang penting, mereka secepatnya menerima uang ganti rugi. Lunas.

Padahal, bukan di situ, pokok masalahnya. Negara, telah diperdaya oleh pengusaha!

Prok.. Prok.. Prok.... !!!

Hebatlah dia dan kawan-kawannya.....

Paham Peng?

Ora mudeng, aku.......

Gubraxxx.....

Hahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahaha...... ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun