Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Siapa Menanam, maka Memetik, Fernando Santos Telah Menuainya!

11 Desember 2022   20:00 Diperbarui: 11 Desember 2022   20:02 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Santos pun buta dan tuli atas fakta Ronaldo yang menyebut namanya saja, selalu sudah menebar ancaman bagi lawan-lawannya.

Karenanya, Walid dan pasukan Maroko pun tentu bersorak saat tahu CR7 kembali dicadangkan. Walid dan pasukan Maroko pun tidak perlu ambil pusing, karena ketiadaan CR7 sama artinya, Maroko hanya akan meladeni tim yang biasa-biasa saja. 

Santos benar-benar lupa ingatan bahwa saat ini, Portugal masih=CR7. Santos pun membiarkan Maroko tanpa ancaman berarti sepanjang 50 menit. 

Sebagai manusia yang punya hati, Santos pasti mengakui dalam dirinya, saat akhirnya menurunkan CR7 di menit 51. Sejak itu, sampai wasit meniup babak kedua usai, Maroko terus dalam ancaman karena keberadaan CR7. Santos juga pasti sadar, telah salah menyimpan Ronaldo. 

Santos pun pasti melihat, bagaimana Pepe menyematkan ban kapten yang tadinya melekat di lengannya, ke lengan CR7 dengan sangat hormat. Dunia pun melihat.

Demi menutupi kesalahan dan pikiran yang tidak bersih karena ingin lebih menojol dan lebih hebat dari CR7 di Qatar, Santos justru membongkar aib sendiri. Mencadangkan CR7 karena benar tidak pakai hati. Bahkan pantang menjilat ludah, Santos kekeh menyebut TIDAK MENYESAL, mencadangkan CR7 karena tim yang mengalahkan Swiss, adalah komposisi terbaiknya. Santos pun lupa, Maroko kali ini, bukan selevel Swiss.

Dalam konferensi pers selepas laga, Santos yang tidak punya hati pun mengaku sama sekali tak menyesali keputusan tersebut.
"Saya tidak menyesal mencadangkan Ronaldo," kata Santos seperti dikutip dari Daily Mail.
"Itu tidak mengubah apapun."
"Saya menurunkan tim yang bermain dengan sangat baik melawan Swiss dan tidak ada alasan untuk mengubahnya saat menghadapi Maroko."

Santos pun tetap tidak malu hati dan malah tetap membela diri:
"Keputusan soal strategi yang harus saya ambil tadi adalah salah satu yang tersulit, tapi saya tidak bisa berpikir dengan hati saya."
"Saya harus berpikir menggunakan kepala saya."
"Ini bukan soal Ronaldo bukan lagi seorang pemain hebat, hal itu tidak ada hubungannya," tutur kakek Santos yang kini memang sudah berusia 68 tahun.

CR7=Messi=Neymar=milik dunia

Santos... Santos... lihatlah bagaimana dunia bersedih atas perbuatan konyol Anda. Seluruh dunia ingin melihat CR7, sama seperti seluruh dunia ingin melihat Neymar dan Messi yang tetap menjadi pemain yang mampu menghibur publik sepak bola dunia. 

Anda tidak mungkin mampu menyaingi kehebatan CR7. Cara Anda membunuh karakter dan mengecilkan CR7, yang mungkin demi ambisi pribadi tetap terbaca. Ingat, sampai detik sebelum Maroko melumat Portugal, publik sepak bola dunia menanti CR7 tampil. Karena CR7=Portugal. CR7=Messi=Neymar, seluruh jagad ini bangga ada nama-nama mereka yang menjadi daya tarik sepak bola dunia. Kemungkinannya lagi, ini adalah Piala Dunia terakhir bagi CR7 dan Messi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun