Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Siapa Menanam, maka Memetik, Fernando Santos Telah Menuainya!

11 Desember 2022   20:00 Diperbarui: 11 Desember 2022   20:02 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Teruslah rendah hati, belajar bagaimana menghargai dan mengakui orang-orang hebat yang ada di sekeliling kita, di dekat kita, di lingkungan kita, sampai diakui lingkungan dunia, karena kita tak akan mampu menyaingi kehebatannya, di masanya.

(Supartono JW.11122022)

Bagi lawan, dengar namanya saja sudah ancaman dan beban psikologis, apalagi CR7 benar-benar ada di dalam lapangan. Itulah tentang CR7 sampai detik sebelum kick off Maroko vs Portugal. 

Tanpa CR7 sejak menit pertama sampai menit ke-50, Maroko bermain nyaman karena tidak ada ancaman bernama CR7 yang hadir di lapangan. Baru di menit ke-51 hingga wasit meniup laga berakhir, Maroko terus ada dalam ancaman hanya karena sudah ada CR7 di lapangan.

Apa udang di balik batu, Santos?

Dalam kasus mencadangkan Cristiano Ronaldo (CR7), sampai menjadi pelatih yang ikutan terkena karmanya sendiri karena menyepelekan CR7, Fernando Santos yang membuat Selecao das Quinas tersingkir dari Piala Dunia 2022 ditekuk Maroko di babak perempat final Piala Dunia 2022 yang digelar di Stadion Al Thumama, Doha, Qatar, Sabtu (10/12/2022) malam WIB, ternyata melakukan penyepelean karena memang tidak pakai hati.

Santos saya sebut memang tidak punya hati  dan diakuinya sendiri selepas tersingkir karena meremehkan Ronaldo, maka tidak akan lahir pikiran yang benar dan bersih? Sebab, dalam kasus mencadangkan CR7, Santos menggunakan kepala. Hati bersih akan melahirkan apa yang ada di dalam kepala (otak/pikiran) jadi benar dan bersih.

Santos mungkin tidak tahu harapan pelatih Maroko sebelum laga, yang berharap CR7 kembali dicadangkan.

"Saya berharap dia tidak akan (bermain)," kata pelatih Walid Regragui tentang Ronaldo. "Sebagai pelatih, saya tahu dia adalah pemain terbaik dalam sejarah dan jadi saya akan senang jika dia tidak bermain," imbuhnya.

Dan, pengumuman tim Portugal sekitar 90 menit sebelum pertandingan di Stadion Al Thumama sangat ditunggu-tunggu karena Ronaldo bersiap untuk bermain di perempat final Piala Dunia hanya untuk kedua kalinya dalam karirnya yang cemerlang atau gagal tampil karena kembali dicadangkan.

Santos yang menurut saya buta hati dan pikirannya tidak bersih, tetap ingin mengecilkan keberadaan CR7. Seolah ingin pamer kepada dunia, bahwa dalam kepemimpinannya, tanpa peran CR7, Santos bisa berhasil membawa Portugal bersinar di Qatar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun