Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Apa Itu Sekolah dan Apa itu SSB?

1 Juli 2022   16:36 Diperbarui: 1 Juli 2022   16:40 3239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ikustrasi Supartono JW

Sekolah formal menerapkan jenjang pendidikan dimulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), ialah pendidikan dan pembinaan yang diberikan kepada anak sejak lahir hingga berusia enam tahun. Pendidikan ini diberikan kepada anak usia dini untuk membantu tumbuh kembang jasmani dan rohani anak menuju jenjang pendidikan berikutnya.

Setelahnya berlanjut ke Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar ialah tahapan pendidikan awal selama sembilan tahun, yaitu Sekolah Dasar (SD) selama enam tahun dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) selama 3 tahun. Pendidikan dasar sembilan tahun ini merupakan bentuk Program Wajib Belajar yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia.

Jenjang berikutnya adalah Pendidikan menengah, Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu tahapan pendidikan setelah pendidikan dasar sembilan tahun. Kemudian berlanjut ke jenjang Pendidikan Tinggi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi, dengan program  pendidikan Diploma (D3), Sarjana (S1),  Magister (S2), dan Doktor (S3, Dr).

Terkait jenjang ini, maka SSB juga seharusnya mengadaptasi model standar sekolah formal. Maka, yang disebut masih kategori SSB adalah anak-anak usai PAUD hingga usia SMA. 

Kondisi yang kini terjadi, sudah SSB digulirkan tidak menggunakan peraturan dan undang-undang yang benar. Malah bayak yang dikasih nama Akademi atau Diklat, padahal usia anaknya masih usia sekolah (PAUD sampai SMA). 

Salah kaprah. Tetapi terus dibiarkan dan seolah menjadi benar, karena banyak yang terjun di dalamnya tak memiliki ilmu dan kompetensi yang cukup. Pun tidak malu berada dalam kesalahan dan kesalahan. 

Sampai kapan? Siapa yang akan menertibkan? Siapa yang punya kepedulian? Sementara, Timnas pun terus menerima akibatnya. SDM pemain Timnas bukan hanya belum lulus teknik dan speed. Tetapi terus tidak terdidik ranah intelegensi dan personalitynya. Ujungnya rapor TIPS pemain tak pernah lulus dan menjacapai standar. 

Sudah dunia pendidikan formal masih gagal. SSB atau Akademi atau Diklat dan sejenisnya pun hanya sekadar ikut-ikutan produk luar negeri. Nama tidak sesuai isi dan jauh dari ekspetasi.

Untuk artikel Pahamilah Prosedur Membuat Event SSB akan tersaji ditayangan berikutnya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun