Ada yang menyebut, mereka menggunakan pesawat Carter dari Guangzhou, dengan China Southern CZ 387. Dalam manifest, ada170 penumpang terdiri dari 158 WNA China dan 12 orang WNI.
Pembelaan, rakyat tak dianggap
Atas pemberitaan tersebut, kepada awak media, Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati, membenarkan peristiwa itu. Tetapi Adita menyangkal bahwa ratusan orang itu tidak menggunakan pesawat carter seperti yang dinarasikan dalam instagram yang viral.
Adita malah membongkar rahasia, bahwa mereka menggunakan penerbangan reguler yang membawa penumpang umum. Sebab, Â penggunaan pesawat carter yang bawa TKA dari luar negeri sudah diberhentikan sejak 5 Mei 2021. Waduh. Bagaimana naskahnya itu? Sandiwaranya kacau, ya? Padahal, pesawat charter, bukannya baru dilarang oleh Jokowi pada 10 Mei.
Bukan hanya Adita yang bersuara dan salah. Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Novie Riyanto juga menyebut tidak ada pesawat carter yang masuk ke Bandara Soetta sejak Menhub Budi Karya Sumadi menutupnya dan menyebut WNA itu masuk RI menggunakan pesawat reguler.
Dari kejadian dan tanda-tanda tersebut, jelas dalam kasus khususnya menyoal WN China ini, gelisah dan protes rakyat Indonesia memang sudah tak dianggap. Jangankan dianggap, didengar pun tidak
Jujur, kasihan pihak yang dijadikan garda terdepan meloloskan WN China itu. Hanya dikorbankan jadi alat kepentingan.
Sandiwara tentang WN China pun, sepertinya mudah ditebak. Ada kontrak yang mustahil diingkari oleh pemerintah menyangkut TKA China, meski harus melawan kebijakannya sendiri melarang rakyat mudik. Apa sebenarnya yang sudah digadaikan oleh pemerintah RI kepada China?
Tanda lainnya, ada instrumen pemerintah yang seolah juga mencoba mengambil hati rakyat dengan tak melarang wisata lokal saat Idul Fitri, demi keseimbangan karena mudik di larang dan WN China bisa masuk RI melenggang.
Meski pada akhirnya, kebijakan wisata lokal akhurnya menonjok dirinya sendiri bagi yang bikin kebijakan. Ada rakyat yang meregang nyawa dengan cara tenggelem. Hampir semua lokasi wisata nusantara juga terjadi kerumunan, merepotkan sendiri pihak yang berwenang.
Sedih. mengapa rakyat terus yang dijadikan korban demi kepentingan karena  memang RI sudah digadaikan?