(9) Apakah saya orang yang ikut tergerak hati, peduli, simpati, dan empati bila ada orang dalam kegiatan baik untuk diri sendiri, pekerjaan, kekeluargaan, hobi, dan kegiatan lain hanya mementingkan diri sendiri apalagi sekadar memanfaatkan bahkan mengambil keuntungan pribadi?
(10) Apakah saya orang yang tahu diri, punya inisiatif, dan tahu harus berbuat apa pada kegiatan yang diikuti baik untuk diri sendiri, pekerjaan, kekeluargaan, hobi, dan kegiatan lain, tanpa perlu diarahkan dan dikomando?
(11) Apakah saya orang yang suka menyalahkan atau menimpakan kesalahan pada orang lain dalam kegiatan yang diikuti baik untuk diri sendiri, pekerjaan, kekeluargaan, hobi, dan kegiatan lain?
(12) Apakah saya orang yang amanah dan mampu menjaga nama baik kegiatan yang diikuti baik untuk diri sendiri, pekerjaan, kekeluargaan, hobi, dan kegiatan lain?
Selain 12 identifikasi masalah tersebut, masih banyak pertanyaan-pertanyaan dari pengalaman nyata yang minimal dapat mengidentifikasi, apakah saya orang yang menghormati dan menghargai kegiatan yang diikuti baik untuk diri sendiri, pekerjaan, kekeluargaan, hobi, dan kegiatan lain dengan penuh tanggungjawab dan tulus-ikhlas tanpa embel-embel lainnya. Bukan menjadi kendaraan kepentingan, memanfaatkan, dan mengambil keuntungan pribadiÂ
Dari pertanyaan-pertanyaan yang saya susun berdasar pemikiran ilmiah tersebut, sebagai contoh, sesuai pengalaman nyata yang saya identifikasi di nomor (6) Apakah saya merasa tidak enak atau merasa bersalah bila tidak komit dan tidak komunikatif saat terlambat atau berhalangan hadir pada kegiatan yang diikuti baik untuk diri sendiri, pekerjaan, kekeluargaan, hobi, dan kegiatan lain? Maka, karena saya sangat menghormati dan menghargai semua kegiatan/pekerjaan/hobi dll yang saya ikuti, maka ada kegiatan yang harus saya kalahkan, bahkan saya korbankan.
Pasalnya, meski bagi saya semua kegiatan/pekerjaan/hobi adalah utama, prioritas, penting, namun sebagai manusia biasa, mustahil saya serakah dan mampu dalam waktu yang bersamaan harus berada di dua atau tiga tempat berbeda yang semua membutuhkan komitmen dan tanggungjawab saya serta wajib amanah.
Dari pengalaman itu, tidak cukup sikap komunikatif dengan izin atau lainnya, karena semua kegiatan juga wajib komitmen secara waktu dan keberadaan saya. Akhirnya, saya harus rela melepas satu atau dua kegiatan yang bagi saya juga sangat penting dan prioritas.
Banyak kisah lain yang saya temukan pada orang-orang di sekitar saya, meski sudah menjadi bagian dari kegiatan baik di pekerjaan atau hobi dan lainnya ternyata malah bermasalah dari identifikasi nomor (1) sampai dengan nomor (12).
Pengaruh pendidikan dan lingkungan
Dari pengalaman saya di tempat pekerjaan, di kegiatan hobi, dan lainnya, orang-orang yang terkendala sesuai identifikasi 12 poin tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pengaruh lingkungan, dan tingkat humaniora mereka selama ini.