Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sejarah Telah Mencatat, Proses Timnas U-19 Mampu Menang 3 Kali

29 September 2020   11:45 Diperbarui: 29 September 2020   11:46 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Apa pun komentar dan alasannya, sejarah telah mencatat bahwa pada akhirnya, Timnas U-19 membukukan kemenangan kedua dalam TC dan uji coba selama sebulan di Kroasia dan menjadikan catatan prestasi Shin Tae-yong (STy) menjadi 3-2-8, 3 menang, 2 imbang, dan 8 kalah selama menjalani 13 kali laga uji coba (6 di Thailand dan 7 di Kroasia) sejak membesut Witan cs.Seperti sudah saya ulas dalam artikel sebelumnya, karena progres yang membaik saya menggaransi pasukan Garuda Muda dapat memecundangi pasukan Dinamo Zagreb U-19, terbukti.

Meski Dinamo Zagreb hanya sebuah klub,  bukan seperti.timnas Bulgaria, Kroasia, dan Bosni yang menjungkalkan Timnas U-19 Indonesia. Juga buka  seperti timnas Arab Saudi yang berhasil ditahan imbang dan Qatar yang berhasil dikalahkan dan ditahan imbang, Dinamo Zagreb adalah satu di antara klub terbaik di Kroasia dan penghasil nama-nama pemain "beken" sepanjang masa sepak bola Kroasia hingga menjadi runner-up Piala Dunia 2018.

Sejatinya dalam laga melawan yang berlangsung di Stadion Maksimir, Senin (28/9/2020) malam WIB, pasukan muda Indonesia dapat saja menang lebih dari sebiji gol. Sayang, sekitar empat atau lima peluang emas yang seharusnya menjadi gol, terbuang sia-sia, meski hasil akhir tetap menang dengan gol semata wayang yang dicetak Witan Sulaeman pada menit ke-38.

Dalam permainan sepanjang 90 menit, David Maulana dkk juga menguasai jalannya laga sepenuhnya dan mendikte lawan. Hanya, seluruh publik sepak bola nasional juga dapat menilai, sektor dan kelemahan apa yang masih terus ada dalam skuat Indonesia U-19 ini.

STy pun tahu persis, pekerjaan rumah apa yang harus dibenahi untuk memperbaiki kualitas Timnas U-19 di segala sektor dan lini.

Sesalkan kebijakan STy

Meski demikian, saya masih menyesalkan atas kebijakan STy yang hingga laga uji coba ke-7 masih ada 2 pemain yang tak diberikan kesempatan merumput sedetik pun. Pertanyaannya ada apa dan mengapa dengan 2 pemain yang tak diberikan kepercayaan merumput sedetik pun oleh STy, padahal sama-sama berada dalam tim sepanjang di Kroasia.

PSSI harus dapat menjawab, mengapa Timnas U-19 memboyong 27 pemain ke Kroasia, namun STy bahkan hampir saja membiarkan 6 pemain menjadi turis abadi di Kroasia. Beruntung di laga ke-6, 3 pemain diberikan kesempatan turun 1 babak, dan pada laga pamungkas, 1 pemain diberikan kesempatan merumput 4 menit dan berhasil 2 atau 3 kali menyentuh bola.

Untuk TC lanjutan ke Turki, PSSI pun wajib tegas dan mengoreksi kebijakan STy ini, termasuk memastikan, mana pemain yang akan terus diboyong ke Turki, mana pemain yang akan dipulangkan, dan mana pemain yang akan dipanggil lagi.

Sepanjang TC dan uji coba di Kroasia, STy telah meng-upgride total seluruh pemain dan mengenolkan semua apa yang telah diperoleh pemain yang selama ini telah di bina di SSB/Akademi/Diklat/Klub  hingga Timnas Indonesia diganti dengan pendidikan dan menu baru TIPS pemain dengan karakter dan ilmu ala STy yang berstandar dunia.

Publik sepak bola nasional pun sama-sama tahu dan paham, 25 pemain dari 27 yang dibawa ke Kroasia,  mana pemain yang masih layak berada di TC Timnas U-19 dan mana yang seharusnya sudah dipulangkan.

Saya sendiri mencatat, dari 25 pemain yang sudah dicoba STy, sementara baru ada 10 pemain yang mendekati standar pemain Timnas bila ukurannya Teknik, Intelegensi, Personaliti, dan Speed (TIPS), maka saya dapat menyebut mereka adalah Muhammad Adi Satryo (PG), Bagas Kaffa, Rizky Ridho, Komang Teguh, Pratama Arhan,Witan Sulaeman, Brylian Aldama, David Maulana, Beckham Putra Nugraha, dan Mochammad Supriadi.

Sementara, 15 pemain lain masih bermasalah terutama dalam hal teknik dan speed atau saya sebut skill individu.

Atas kondisi ini, rasanya berat bagi STy, dalam tempo singkat menyulap 15 pemain yang masih bermasalah dalam persoalan elementer atau dasar  bermain sepak bola.

Yakin, STy juga sangat merasakan, bagaiamana mungkin pemain seusia Timnas U-19 masih tak kualitas dalam persoalan elementer. Siapa yang salah? Siapa yang harus bertanggungjawab? Sehingga hanya untuk laga uji coba sebanyak 13 kali (di Thailand dan Kroasia) perlu waktu sejak Januari hingga September dan akan dilanjutkan Oktober dengan melanglang buana ke manca negara dan dengan biaya miliaran rupiah?

Persoalan elementer sebagian besar pemain Timnas U-19 yang kini ada di Kroasia dan memprihatinkan, serta masalah sepak bola Indonesia pada umumnya, nanti akan saya bahas dalam artikel berikutnya, tentunya dengan menghadirkan pendapat dan komentar praktisi lain agar bernas dan berimbang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun