Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dokter Kewalahan, Pengawasan dan Law Enforcement Wajib Ditegakkan

8 September 2020   16:51 Diperbarui: 8 September 2020   17:07 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tribunnews.com

Menurut Sekretaris Tim Audit dan Advokasi Kematian Dokter PB IDI, Dr. dr. Mahlil Ruby, MKes, menyatakan memang benar banyak dokter yang kelelahan karena harus menangani pasien Covid-19 yang cukup banyak sehingga dokter juga kurang istirahat.

Di sisi yang lain, para dokter juga bekerja dalam lingkungan risiko tinggi tertular Covid-19 sehingga dapat menimbulkan stres dalam bekerja dan diperparah dengan masih banyak manajemen rumah sakit yang belum melakukan pengurangan jumlah pasien.

Selain itu, jam pelayanan kepada pasien rawat jalan yang juga belum dikurangi turut menjadi beban tersendiri bagi para dokter. Terlebih, di beberapa rumah sakit tidak menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi para dokter secara memadai.

Atas kondisi ini, dengan fakta bahwa dokter terus berguguran, sementara pasien corona terus bertambah tak terkendali, apa upaya pemerintah dalam hal ini? Apakah akan mengevaluasi dan memperbaiki manajemen pengelolaan pasien di rumah sakit dengan membentuk tim dokter sehingga dokter bisa beristirahat?

Berikutnya, apakah akan ada perbaikan dan peningkatan pencegahan infeksi Covid-19 di rumah sakit berupa melengkapi para dokter dengan APD, karena masih banyak rumah sakit yang tetap memiliki persedian terbatas.

Lebih utama lagi, harus ada upaya memperketat skrining pasien yang datang ke fasilitas kesehatan dan batasi jam dan jumlah pasien rawat jalan. Jika kasus ringan maka cukup konsultasi online saja dan obat dikirimkan ke rumah pasien.


Lebih prioritas lagi, apakah selama ini

para dokter dan tenaga medis sudah melakukan swab tes setiap 15 hari sekali agar dapat terdeteksi lebih awal?

Terpenting juga, menyoal biaya swab tes agar pemerintah juga turut membantu, karena sudah ada anggaran yang ratusan triliun itu. Dan, apakah pemerintah juga mengontrol dengan saksama ketersediaan seluruh alat, obat, bahan habis pakai medis untuk pemeriksaan dan dilakukan pembayaran segera kepada rumah sakit agar rumah sakit memiliki cash flow untuk pelayanan selanjutnya.

Apakah semua hal tersebut selama ini benar-benar telah benar dilakukan oleh pemerintah dalam mendukung tenaga medis dan rumah sakit?

Kemudian, harus ada upaya konkrit dari pemerintah dengan kampanye pencegahan Covid-19 seperti mencuci tangan, memakai masker, jaga jarak dan lainnya yang benar-benar dapat dipatuhi masyarakat yang terus terlanjur tetap melakukan aktivitas kehidupan secara normal padahal corona masih berbaur ganas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun